kievskiy.org

Teriakan, Mabuk hingga Kisruh di Cafe dan Bar Sulanjana Buat Geram Warga, PSBB tapi Tetap Beroperasi

Ilustrasi bar.
Ilustrasi bar. /Pexels

PIKIRAN RAKYAT - Warga di RT 02 RW 03, Kelurahan Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat, keluhkan‎ suara bising dari cafe dan bar di sepanjang Jalan Sulanjana. Bahkan di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti ini cafe dan bar masih beroperasi.

"Tidak tanggung-tanggung cafe dan bar tersebut malahan baru buka jam 23.00 WIB, dan baru tutup menjelang azan subuh. Tentunya kita sebagai warga merasa amat terganggu karena selain berisik juga mengganggu lalu lintas di sekitarnya," kata Ketua RT 02 Melok Besari di kediamannya di Jalan Ranggamalela, Kota Bandung pada Selasa 19 Januari 2021.

Menurut Melok ‎para pengunjung yang cafe dan bar tersebut yaitu 9 Square, Halfway Bar ini sering parkir sembarangan. Sehingga jika pagi hari mereka yang akan menuju Ranggamalela lewat dari arah Baltos sulit untuk melewatinya karena banyak terdapat kendaraan roda dua dan roda 4.

Baca Juga: Banjir Bandang Menerjang Kabupaten Bogor, Bupati Ungkap Kondisi Terkini Warga yang Terdampak

"Para pengunjung pun sering terdengar berteriak-teriak tidak jelas dan sudah seringkali terjadi kekisruhan di lokasi tersebut. Mereka pun banyak yang pulang dalam keadaan mabuk-mabukan dan baru pulang jelang azan Subuh tadi," ucapnya.

Melok juga mengaku sebenarnya apabila cafe tersebut tidak berisik dan menertibkan parkirannya tentunya warga tidak keberatan. "Semisal ada cafe juga yaitu Shelter yang tak jauh dari lokasi, di tempat ini ada peredam suaranya sehingga tidak terlalu ‎mengganggu warga," katanya.

Keadaan ini lanjut Melok sudah berlangsung hampir 5 tahun tetapi sayangnya di masa PSBB ini benar-benar tempat tersebut sudah keterlaluan. "Kita minta keadilan juga ada cafe-cafe yang harus tutup sejak jam 7 malam, tetapi tempat-tempat ini buka hingga jelang pagi," katanya.

Baca Juga: Tak Sangka Bisa Dapat Kado Ultah Spesial dari Legenda Klub Liperpool, Ari Lasso: Kayak Mimpi Rasanya

Di lain hal kata Melok‎ sebenarnya warga sudah berulang kali layangkan protes ke pemerintah setempat. Semisal kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung atau polsek setempat. Hanya saja keluhan warga ini hanya ditanggapi sesaat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat