PIKIRAN RAKYAT - Perempuan muda berkebaya dan mengenakan karembong atau selendang itu terkepung. Dua pemuda dengan sorot mata tajam mengintainya dan bersiap menyerang.
Tangan para penyerang mulai terangkat memasan jurus agar kepalan tangan mereka segera mendarat pada sang dara.
Tak ada rasa takut pada diri perempuan tersebut. Ia bersiap dengan kuda-kuda terpancang kokoh guna menanti serangan tiba.
Dan betul saja, kedua pria segera bergerak cepat memukul dengan diiringi lengkingan terompet.
Baca Juga: Krisdayanti Semprot Atta Halilintar Usai Aurel Hermansyah Keguguran: Psikisnya Jauh Lebih Penting
Tak ada jalan keluar bagi target serangan yang bukan hanya terkepung dua pria, melainkan juga tebing-tebing karst menjulang tinggi di sekelilingnya.
Namun, berbagai serangan tersebut bisa dimentahkan tangkisan tangan kosong serta peralatan yang dikenakan perempuan itu.
Karembong yang awalnya hanya hiasan yang melilit bagian perutnya berubah menjadi alat penangkis dan penjepit tangan penyerang.
Baca Juga: Malam Pertama Tak Disentuh, Umi Pipik Bongkar Sikap Tempramental Uje: Saya Kadang Dipukulin
Dan bruk..bruk..bruk!!! tubuh sang penyerang bisa dijatuhkan melalui sebuah serangan balik yang bertumpu pada kibasan dan jepitan karembong. Tak hanya itu saja, tusuk konde yang mulanya cuma hiasan berubah menjadi senjata tajam nan mematikan kala sang dara menggunakannya untuk balas menyerang.