kievskiy.org

Banjir Cileuncang Sering Terjadi di Jalanan Bandung Utara

BANJIR cileuncang masih sering terjadi di Kabupaten Bandung Barat.*
BANJIR cileuncang masih sering terjadi di Kabupaten Bandung Barat.*

NGAMPRAH, (PRLM).- Hujan deras selama beberapa jam yang turun di kawasan Bandung utara pada Rabu (9/3/2016) siang sampai sore menimbulkan banjir cileuncang di beberapa titik di Kabupaten Bandung Barat. Meski tidak berlangsung lama, sejumlah jalan di Lembang, Cisarua, dan Parongpong sempat tergenang oleh air. Berdasarkan pantauan, salah satu lokasi banjir cileuncang itu ialah di Jalan Maribaya, di sekitar Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang. Selama sekitar satu jam, badan jalan dipenuhi oleh air lantaran saluran air di kedua sisi jalan tidak berfungsi dengan baik. Seorang warga, Gunawan (31) menuturkan, setiap turun hujan deras di daerah tersebut memang selalu terjadi banjir. "Kalau hujan besar, di sini itu pasti banjir, tapi airnya cepat surut lagi karena mengalir ke daerah yang lebih rendah," kata Gunawan, warga Kampung Pangragajian, Desa Kayuambon. Menurut dia, banjir cileuncang di Jalan Maribaya itu telah berlangsung lama, setidaknya selama 6-7 tahun terakhir ini. Untuk menyiasati banjir, jalan di depan Pusat Pendidikan Ajudan Jenderal (Pusdikajen) sampai ditinggikan dengan cara dibeton. "Dulu di depan Pusdikajen yang suka banjir, karena di situ jalannya rendah. Tahun 2013, kalau tidak salah, jalan di situ dicor, ditinggikan. Sekarang banjirnya bergeser ke sebelah timur. Kalau hujan besar sekali, banjir itu suka masuk ke rumah warga. Soalnya, beberapa rumah posisinya lebih rendah daripada jalan," ucapnya. Gunawan menambahkan, lokasi banjir cileuncang lainnya di Lembang ialah di sekitar Pasar Panorama dan Alun-alun Lembang. Banjir tersebut, menurut dia, berasal dari limpasan air di Jalan Jayagiri. Air hujan yang mengalir di badan jalan juga mengakibatkan Jalan Jayagiri jadi cepat rusak. "Dari Desa Jayagiri, air hujan itu turun ke Jalan Raya Lembang. Makanya, jalan di sekitar alun-alun pasti kotor oleh tanah dan kerikil setiap habis hujan besar, karena tanah dan kerikil ikut terbawa aliran air. Di Jalan Panorama, di depan pasar, juga jadi daerah langganan banjir," katanya. Dia berharap, saluran air di sekitar Lembang dapat lebih diperhatikan agar banjir cileuncang tidak terus-terusan terjadi. "Di beberapa daerah, jalanan di Lembang itu malah tidak ada saluran airnya. Kalau tidak ada saluran air, mau bagaimana mencegah banjir?" kata Gunawan, yang mengaku lahir dan besar di Lembang. Di Parongpong, banjir cileuncang kerap memenuhi sejumlah titik jalan di Desa Cihanjuang, Cihanjuangrahayu, dan Cihideung. Tak heran, jalanan di daerah tersebut selalu tampak rusak, karena lapisan jalan mudah tergerus air. Setelah hujan deras, di Jalan Cihanjuang bahkan kerap kotor oleh tumpukan sampah yang berada di atas saluran air. Sementara itu, di Cisarua jalan yang kerap mengalami banjir cileuncang ialah di Jalan Sersan Bajuri, di sekitar Kampung Barukai, Desa Jambudipa. Jalan provinsi di depan Sekolah Polisi Negara itu sudah ditinggikan dengan cara dibeton, namun banjir cileuncang masih sering terjadi. "Banjir di sini karena saluran irigasi di pinggir jalan dipenuhi sampah. Air jadi tidak bisa mengalir, sehingga tumpah ke jalan. Padahal, masalah saluran irigasi ini sudah sejak lama, tapi tidak pernah jadi perhatian serius," kata Iman (28), warga sekitar. (Hendro Husodo/A-147)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat