kievskiy.org

Cegah Penyakit Thalassemia Sejak Dini!

SEORANG anak penderita thalasemia sedang menjalani transfusi darah di ruang perawatan kelas III di RSUD Majalengka, beberapa waktu lalu.*
SEORANG anak penderita thalasemia sedang menjalani transfusi darah di ruang perawatan kelas III di RSUD Majalengka, beberapa waktu lalu.*

BANDUNG, (PR).- Prevalensi tertinggi penderita thalassemia di Indonesia ternyata berada di Jawa Barat. Jumlah penderita di Jabar mencapai 42,8 persen dari total penderita thalassemia di Indonesia. Ketua Pusat Studi Genetika Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Dadang Sjarief Hidajat, beberapa waktu lalu mengatakan, prevalensi penyakit genetik di Indonesia jauh lebih kecil dibanding penyakit yang disebabkan infeksi bakteri atau virus. Meski begitu, dengan populasi Indonesia yang besar, penyakit genetik jumlahnya terbilang besar. "Salah satu contoh penyakit genetik yang cukup umum di Indonesia adalah thalassemia," katanya. Thalassemia merupakan penyakit monogenik tersering yang diturunkan secara autosomal ressesive. Secara geografik penyakit ini banyak ditemukan di daerah “ thalassemia belt”. "Meliputi Afrika bagian barat, Mediterania kemudian masuk ke Asia Tenggara termasuk ke Indonesia," katanya. Dengan kecenderungan peningkatan prevalensi penyakit ini di Indonesia, kondisi tersebut akan berdampak pada meningkatnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan negara per-tahunnya.Biaya penatalaksanaan penyakit thalassemia per pasien dalam setahun bisa mencapai sekitar Rp 400 juta. Skrining pre-marital dan konseling genetik untuk keluarga pada anak yang terkena thalassemia diharapkan dapat menurunkan prevalensi penyakit tersebut di Indonesia khususnya di Jawa Barat."Thalassemia merupakan penyakit genetik yang dapat dicegah. Pencegahan dilakukan dengan menghindari perkawinan antara sesama pembawa sifat. Status pembawa sifat bisa diketahui dengan pemeriksaan darah," tuturnya. Penyakit thalassemia merupakan sindrom yang disebabkan menurunnya/tidak adanya sintesis rantai globin tertentu. Ketidakseimbangan tersebut meningkatkan produksi berlebih rantai globin lainnya sehingga terjadi kelainan sel darah merah.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat