kievskiy.org

Jelang Ramadan, TPU Mulai Ramai Peziarah

BANDUNG,(PR).- Menjelang bulan Ramadan 1437 Hijriah sejumlah pemakaman umum mulai dipadati warga yang hendak melakukan ziarah kubur. Selain membersihkan tanah pemakaman masyarakat melakukan doa didekat pusar. Menurut Kahfi (44) salah seorang pengurus TPU (Tempat Pemakaman Umum) Cikutra Bandung, masyarakat yang melakukan ziarah kubur atau nyekar memasuki bulan Ramadhan 2016, mulai terasa sejak beberapa hari ini. “Terjadi peningkatan kunjungan warga ke makam (TPU Cikutra) sejak Kamis (26 Mei 2016) dan pada hari Sabtu (28 Mei 2016) serta hari ini (Minggu, 29 Mei 2016) mulai padat,” ujar Kahfi. Umumnya menurut Kahfi, warga masyarakat yang datang selain untuk melihat kondisi makam keluarga, membersihkan dan berdoa, juga memperbaiki. “Hampir lima tahun sekali makam pasti rusak, apalagi makam yang didekatnya ditanami pohon besar dipastikan akarnya akan merusak tembok makam,” ujar Kahfi. Sementara Lazuardi (36) salah seorang warga Padasuka Bandung, yang kini menetap di BSD, Serpong Tanggerang, mengatakan bahwa menjelang bulan Ramadhan waktu yang tepat untuk nyekar ke makam orang tuanya. “Selain sudah kebiasaan (tradisi), juga kegiatan nyekar sudah sangat jarang dilakukan kami sekeluarga sejak pindah ke Tanggerang,” ujar Lazuardi. Selain untuk mendoakan kedua orang tuanya, menurut Lazuardi, kegiatan nyekar setiap menjelang Ramadhan juga untuk memeriksa kondisi makam kedua orang tuanya. “Selain berdoa, tentunya membersihkan dan juga sekaligus membayar pajak karena khawatir bila tidak dirawat dan bayar pajak nanti diganti atau ditempati makam lain,” ujar Lazuardi. Meningkatnya jumlah pengunjung ke TPU Cikutra juga berdampak pada pendapatan juru parkir dan penjual bunga. Untuk setiap sepeda motor yang diparkir dipungut antara Rp 2.000 hingga Rp 4.000 tergantung jauh dekatnya akses menuju makam. Sejumlah pedagang bunga dan air, mengatakan bahwa sejak Sabtu, 28 Mei 2016 meraup rezeki dari dagangannya hampir 15 kali lipat. “Kalau hari-hari biasa paling bisa terjual tiga hingga tujuh bungkus bunga, tapi sejak Sabtu kemarin bisa menjual sampai 30 sampai 50 bungkus,” ujar Eha, salah seorang penjual bunga. Selain juru parkir dan tukan bunga, rezeki musiman tradisi nyekar juga dirasakan oleh petugas kebersihan makam, tukang doa, pengemis dan juga anak-anak peminta-minta. “Kalau lagi ramai seperti ini seorang pembersih makam bisa mendapatkan Rp 100 ribu hingga Rp 250 ribuan, tukan doa juga turut kebanjiran rejeki, bahkan pengemis dan anak peminta-minta,” ujar Angkir seorang pembersih makam. Tradisi ziarah kubur atau nyekar juga tampak di TPU Jati BinaHarapan, Arcamanik, Kota Bandung dan TPU Gumuruh, Batununggal Kota Bandung. Bahkan dikedua TPU ini sempat terjadi antrian kendaraan warga pengunjung yang diparkir di badan jalan. Di TPU Jati, arus lalu lintas terhambat selain akibat ruas jalan yang sempit, juga Jalan Cisaranten Edah merupakan akses jalan alternatif dari wilayah Ujungberung dan Soekarno Hatta. “Kemacetan hari ini selain banyak warga yang hendak nyekar ke makam (TPU Jati) juga akibat beberapa hari ini sampah di TPA Jati belum diangkat sampai meluber ke jalan,” ujar Ahmad. Situasi serupa juga terjadi di TPU Gumuruh, selain ruas jalan Jati atau Gumuruh yang sempit, sampah di TPA Gumuruh dekat jembatan belum diangkat. Meskipun pengunjung ke TPU Gumuruh umumnya menggunakan sepeda motor, tapi karena jumlahnya mencapai puluhan diparkir di badan jalan hingga mengakibatkan kemacetan dan membuat pengguna jalan tidak nyaman.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat