kievskiy.org

Tim Sergap Bina Petani, Jangan Hanya Tengkulak dan Penimbun yang Untung

TATAP muka bersama jajaran Dinas Pertanian dan perwakilan Gapoktan di Aula Markas Kodim 0609/Kab. Bandung Jln. Gatot Subroto Kota Cimahi, Selasa (31/5/2016).*
TATAP muka bersama jajaran Dinas Pertanian dan perwakilan Gapoktan di Aula Markas Kodim 0609/Kab. Bandung Jln. Gatot Subroto Kota Cimahi, Selasa (31/5/2016).*

CIMAHI, (PR).-Sinergitas diperlukan dalam menyukseskan program swasembada pangan dan pencapaian target program Serap Gabah (Sergap). Hal itu dilakukan agar kesejahteraan para petani bisa meningkat tanpa bergantung kepada tengkulak. Hal itu diungkapkan Kol. Inf Danny Koswara dari tim Sergap Mabes TNI AD didampingi Dandim 0609/Kab. Bandung Letkol Kav. Leonardo Ginting dalam acara tatap muka bersama jajaran Dinas Pertanian dan perwakilan Gapoktan di aula markas Kodim 0609/Kab. Bandung Jln. Gatot Subroto Kota Cimahi, Selasa 31 Mei 2016. "Perlu sinergi supaya jangan sampai menggemukkan para tengkulak dan pelaku penimbun, sedangkan petani tak bisa menikmati harga bagus di pasaran," ujarnya. Menurut Danny, sebetulnya Bulog bisa saja mengambil beras impor karena harganya rendah. "Harga beras impor rendah, dilempar ke pasaran masih bisa dapat untung. Tapi pemerintah punya itikad mensejahterakan masyarakat. Lumbung padi dihidupkan kembali dengan menggairahkan para petani," ucapnya. Jajaran TNI AD ikut terlibat pada program Sergap dalam bentuk pembinaan dengan pendekatan teritorial kepada masyarakat petani. "Ini yang jadi pemikiran pemerintah, bagaimana harga tidak terus naik maka kita putus jaring distribusi tengkulak agar selisih harga dinikmati oleh petani," tuturnya. Kepala Bulog Divre Jabar Alif Afandi menyatakan, keterlibatan TNI AD menyukseskan program Sergap memberi hasil signifikan dalam penyerapan gabah dari petani. "Target 1 juta gabah kering di tahun 2016, setara beras 500.000 ton. Kita sekarang sudah mencapai 570.000 gabah, optimis tercapai dengan adanya pendampingan dari TNI AD," ujarnya. Terkait perbedaan harga serap antara Bulog dan tengkulak, lanjut Alif, hal tersebut bisa diambil positifnya. "Kalau harga Bulog sudah ditetapkan berdasarkan Instruksi Presiden RI, kami harus menjaga supaya harga tidak di bawah itu agar tidak rugi petani. Dengan adanya program Sergap, tengkulak terpaksa menaikkan harga. Jadi, petani ada alternatif pilihan dalam menjual gabah. Kita tidak bisa maksa petani tapi mengharapkan harga jangan jatuh sehingga petani rugi. Kalau mau jual ke Bulog syukur Alhamdulillah bisa membantu pencapaian target Sergap," tuturnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat