kievskiy.org

Itoc Tochija Terima SK Ketua DPD Golkar Cimahi di Desa Adat Cireundeu

Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Ketua DPD Partai Golkar Cimahi Itoc Tochija di kampung Adat Cireundeu, Cimahi, Minggu 7 Agustus 2016.*
Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Ketua DPD Partai Golkar Cimahi Itoc Tochija di kampung Adat Cireundeu, Cimahi, Minggu 7 Agustus 2016.*

CIMAHI, (PR).- Penyerahan SK Penetapan Ketua DPD Partai Golkar Cimahi Itoc Tochija dilakukan Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi di tengah suasana Kampung Adat Cireundeu di Kelurahan Leuwigajah Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi, Minggu 7 Agustus 2016 petang. Hal itu dilakukan agar jajaran Partai Golkar mempedulikan nasib warga adat di Kota Cimahi tersebut. Penyerahan SK berlangsung setelah Musyawarah Daerah DPD Partai Golkar Kota Cimahi secara aklamasi menetapkan Itoc Tochija sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kota Cimahi periode 2016-2022, Minggu 7 Agustus 2016 pagi di kantor DPD Partai Golkar, Jalan Kamarung, Kota Cimahi. Penyerahan SK dilakukan secara nonformal di tengah kunjungan ke Kampung Adat Cireundeu. Dedi mengatakan, di Cimahi ada Kampung Adat Cireundeu, tempat masyarakatnya berpegang teguh pada tradisi leluhur dengan tidak makan nasi dan memilih singkong sebagai bahan pangan utama. "Ada hal yang harus diperhatikan, yaitu mereka banyak yang tidak memiliki surat-surat administrasi kependudukan. Tidak punya KTP, akta lahir, surat nikah, termasuk sertifikat tanah," ujarnya. Hal itu, kata Dedi, patut menjadi perhatian bagi ketua yang terpilih. "Mereka warga negara yang memiliki keyakinan yang patut dihormati. Saya meminta Golkar Cimahi bantu dan segera urus data administrasi kependudukan warga adat," katanya. Terkait keyakinan warga adat Cireundeu, menurut Dedi, kolom agama pada KTP bisa dikosongkan karena saat ini telah diakomodasi oleh Undang-Undang. Diharapkan, ke depan pemerintah pusat bisa memperlakukan mereka sama dengan penganut agama lain. menurut Dedi, minimnya pengakuan dialami oleh seluruh warga adat di Indonesia. "Kasus ini banyak dialami warga adat. Padahal, mereka dari segi pangan dan kegiatan sangat menjaga lingkungan dan upaya menjalankan tradisi leluhur itu patut dihargai," tuturnya. Dedi mengklaim, upaya Golkar untuk hadir di tengah kebutuhan masyarakat dinilai tidak populer. "Tapi, biasanya warga lihat dari karya nyata. Ini juga saya budayakan di Purwakarta, buktinya menang terus," ucapnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat