BANDUNG, (PR).- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan Indonesia pada peringkat ketiga sebagai negara dengan jumlah penderita lepra terbanyak di dunia, setelah India dan Brazil. Total, jumlah penderita lepra di Indonesia mencapai 17.250 orang. Tak terkecuali, Jawa Barat yang masih rawan penyebaran penyakit lepra.
National Project Director Leprosy Campaign Junior Chamber International (JCI) Indonesia, Helma Agustiawan, mengatakan bahwa ada banyak faktor yang membuat angka penderita lepra di Indonesia. Salah satunya adalah banyak penderita lepra yang berhenti berobat karena efek yang ditimbulkan obat.
"Seharusnya mereka berobat itu antara 6-12 bulan. Mereka yang berhenti meminum obat sebelum jangka waktu tersebut sangat mungkin menularkan lepra kepada orang lain," katanya, melalui siaran pers yang diterima "PR", Rabu 1 Maret 2017.
Menurut dia, daerah rawan penularan lepra di Jabar tersebut d wilayah Pantai Utara (Pantura) karena tingginya intensitas pertemuan dan interaksi antarmasayarakat dan pendatang. Beberapa daerah dengan risiko tinggi penularan lepra di Jabar di antaranya adalah Karawang, Tanjungsari Sumedang, dan Garut.
"Sayangnya, perhatian pemerintah terhadap penyebaran penyakit ini terus berkurang," katanya.
Selain masih tingginya penderita penyakit lepra di Jabar, menurut dia, persoalan terkait penyakit tersebut adalah masih berkembangnya stigma di tengah masyarakat bahwa penyakit lepra adalah kutukan. Akibatnya, penderita penyakit lepra masih mendapatkan diskriminasi dari masyarakat.
"Harus ada upaya untuk menghentikan stigma dan diskriminasi masyarakat terhadap penderita lepra. Selain itu, perlu upaya dari seluruh pihak terkait untuk memberikan kesempatan bagi mereka agar bisa berkerja dan berkarya sehingga mereka yang telah sembuh bisa mandiri. Penyakit lepra bisa disembuhkan," kata Helma.
Untuk memberikan edukasi bagi masyarakat, menurut dia, JCI Indonesia juga telah membuat video dengan judul "Kusta Kini, Kusta Nanti" dan akan disebar ke 25 chapter JCI se-Indonesia. Ia mengatakan, sangat memungkinkan jika video tersebut akan menjadi referensi kampanye di internasional.
JCI Indonesia, menurut dia, juga menggandeng Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Padjadjaran, untuk bersama-sama terjun melihat langsung ke empat provinsi, yaitu RS Sitanala di Tangerang Banten, Sampang Madura Jawa Timur, Kupang Nusa Tenggara Timur, dan Makasar Sulawesi Selatan. JCI Indonesia juga bekerja sama dengan organisasi lokal yang konsern terhadap lepra di antaranya dengan Permata (Perhimpunan Mandiri Kusta Indonesia).