kievskiy.org

Selamatkan Daerah Tangkapan Air Gunung Burangrang!

Warga menanam pohon di bantaran sungai Cijanggel yang merupakan kawasan hulu sungai dan mata air di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Selasa, 25 April 2017. Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka gerakan nasional menanam pohon untuk menyelamatkan sumber mata air dan ekosistemnya.*
Warga menanam pohon di bantaran sungai Cijanggel yang merupakan kawasan hulu sungai dan mata air di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Selasa, 25 April 2017. Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka gerakan nasional menanam pohon untuk menyelamatkan sumber mata air dan ekosistemnya.*

NGAMPRAH, (PR).- Alih fungsi lahan dan pola pertanian monokultur di kawasan Bandung utara mengakibatkan daerah tangkapan air di sekitar Gunung Burangrang jadi tak optimal. Ketika datang musim kemarau, debit air di Sungai Cijanggel yang jadi daerah hulu Sungai Cimahi dan Sungai Citarum pun berkurang drastis. Untuk mengatasi hal tersebut, Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air melakukan penanaman 1.300 pohon di kawasan Ciwangun Indah Camp, Desa Cihanjuangrahayu, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Selasa, 25 April 2017. GN-KPA yang digagas delapan kementerian juga melibatkan berbagai pihak, termasuk dari unsur masyarakat. Menurut Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang KBB Nani Ridariani, keseimbangan siklus hidrologi pada daerah aliran sungai, seperti pada Sungai Cijanggel, diperlukan untuk menjaga kualitas dan kuantitas air secara berkesinambungan. Oleh karena itu, dia mengapresiasi kegiatan penanaman pohon oleh masyarakat. "Pada prinsipnya kami sangat mendukung apa yang dilakukan masyarakat untuk penyelamatan air. Dengan melakukan penanaman pohon tanaman konservasi, wilayah penyangga air di Cijanggel ini dapat terlindungi dengan baik," kata Rida di sela kegiatan. Selain dari pemerintah daerah, pada kesempatan tersebut turut hadir perwakilan dari Perhutani, Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, serta CIC yang mewakili dunia usaha dan komunitas Ekoling dari unsur masyarakat. Diharapkan, sinergitas berbagai pihak dalam GN-KPA dapat memberikan dampak positif terhadap upaya konservasi air di wilayah DAS Citarum. "Sinergitas ini sangat penting untuk membangun kerja sama lintas sektoral antara pemerintah, badan usaha milik negara, pihak swasta, komunitas peduli sungai, maupun akademisi. Jadi masyarakat dilibatkan untuk mendukung konservasi air dan ekosistem di wilayah Sungai Citarum," kata Direktur Program Ekoling Anang Maghfur. Dia menjelaskan, sebanyak 1.300 pohon yang ditanam di lahan seluas sekitar 10 hektare meliputi berbagai tanaman konservasi, seperti tanaman jenis rasamala, puspa, huru, baros, suren, manglid, soksi, gemelina, nangka, dan alpukat. Penanaman pohon di area bendung Sungai Cijanggel, kata dia, dipilih karena pada 2010 dan 2015 pernah terjadi kebakaran hutan hampir seluas 24 hektare. "Penanaman pohon ini fungsinya ialah untuk konservasi air, kemudian menjadi tanaman tangkapan air sekaligus menjadi sumber oksigen. Soalnya, kerusakan di kawasan Bandung utara itu sudah cukup tinggi, termasuk di sekitar sini. Air di Sungai Cijanggel ini kan dimanfaatkan untuk air baku, pertanian, peternakan, dan perikanan," katanya. Selain menanam pohon, dia menerangkan, GN-KPA juga berencana untuk membuat sumur resapan di wilayah Kota Bandung, yakni sebanyak 40 titik di 12 kelurahan. "Kami juga akan menanam pohon di wilayah bendung Pasirkuntul di Desa Bojongkoneng, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat. Satu lagi di Desa Cibesi, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, karena di wilayah Gunung Manglayang itu termasuk sub-DAS Citarik," katanya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat