kievskiy.org

Penyebaran SMA tak Merata Jadi Faktor Putus Sekolah

NGAMPRAH, (PR).- Penyebaran SMA dan SMK di Kabupaten Bandung Barat yang belum merata menjadi salah satu faktor yang menyebabkan banyak lulusan SMP yang tidak melanjutkan ke jenjang SMA/sederajat. Sudah 10 tahun Bandung Barat berdiri, namun sejauh ini hanya terdapat 16 SMA dan 7 SMK negeri.

Kepala Dinas Pendidikan Bandung Barat Imam Santoso mengakui, jumlah SMA/SMK negeri di 16 kecamatan yang ada di Bandung Barat masih belum memadai. Meski begitu, dia menilai bahwa jumlah SMA/sederajat saat ini sudah lebih banyak dibandingkan ketika Bandung Barat masih menjadi bagian dari Kabupaten bandung.

"Sebelum KBB berdiri, jumlah keseluruhannya hanya 40 sekolah, tapi sekarang ada lebih dari seratus sekolah. Rinciannya itu ada 16 SMA negeri, 45 SMA swasta, 7 SMK negeri, dan 98 SMK swasta. Bahkan, di Rongga sudah berdiri SMA dan SMK negeri, tapi memang jumlah siswanya tidak signifikan," kata Imam di Ngamprah, Rabu, 14 Juni 2017.

Menurut dia, faktor infrastruktur pendidikan dapat mendorong peningkatan angka partisipasi sekolah. Akan tetapi, dia menekankan, faktor terpenting ialah mengubah pola pikir masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi anak-anak. Alih-alih membiayai anak melanjutkan sekolah, sejumlah kalangan lebih memilih menikahkan anak atau mengajak anak mencari uang.

"Masih ada orang tua yang mengambil keputusan tidak melanjutkan pendidikan anaknya ke SMA karena alasan biaya. Jika SMP gratis, lain halnya dengan SMA yang perlu biaya. Seharusnya pemikiran gratis itu dikesampingkan, karena pendidikan itu adalah investasi yang baru akan terasa nilai manfaatnya dalam tempo lima sampai sepuluh tahun mendatang," tuturnya.

Walaupun tak menampik bahwa 40% lulusan SMP di Bandung Barat tidak melanjutkan ke jenjang SMA/sederajat, Imam menyatakan bahwa lulusan SMP tersebut belum tentu putus sekolah. Pasalnya, lulusan SMP asal Bandung Barat masih mungkin melanjutkan sekolah, tetapi memilih sekolah di luar Bandung Barat.

"Banyak lulusan SMP di Bandung Barat yang melanjutkan sekolah ke Kota Bandung, Cimahi, Purwakarta, Cianjur dan Kabupaten Bandung. Pada umumnya, yang sekolah ke luar KBB itu ialah mereka yang tinggal di daerah perbatasan. Bahkan, banyak juga yang melanjutkan ke pesantren. Jadi, angka 40% itu bukan murni putus sekolah," katanya.

Sebelumnya, anggota Komisi IV DPRD Bandung Barat Lilis Nurhayati mengatakan bahwa sekitar 40% lulusan SMP tidak melanjutkan ke jenjang SMA/sederajat. Selain faktor ekonomi, jarak ke sekolah juga menjadi kendala. Di daerah selatan Bandung Barat, seperti di Sindangkerta, Cipongkor, Gununghalu, dan Rongga, keberadaan SMA/SMK sulit dijangkau masyarakat.

Direktur Pusat Kajian Politik Ekonomi dan Pembangunan Holid Nurjamil menilai, kondisi tersebut merupakan suatu keperihatinan, karena Pemkab Bandung Barat mengklaim bahwa Indeks Pembangunan Manusia di KBB sudah di atas rata-rata Jawa Barat. "Artinya, IPM pendidikan juga sudah baik. Namun faktanya, banyak masyarakat yang hanya mengenyam pendidikan sampai bangku SMP," ucapnya. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat