kievskiy.org

Ritel Modern Masif, Omzet Pedagang Pasar Tradisional Turun 38 Persen

NGAMPRAH, (PR).- Pertumbuhan ritel modern yang kian masif menjadi salah satu penyebab yang membuat para pedagang pasar tradisional mengalami penurunan omzet sekitar 38%. Oleh karena itu, rencana pemerintah pusat untuk mengubah aturan mengenai pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko modern perlu pertimbangan yang seksama. 

Demikian disampaikan Ketua Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (Ikappi) Kabupaten Bandung Barat Armamento Zebua dalam acara halal bihalal para pedagang pasar tradisional di Lembang, Minggu, 16 Juli 2017 sore. Menurut dia, revisi Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern perlu memperhatikan kepentingan seluruh pihak.

"Kami melihat bahwa pada 2017 itu penurunan pendapatan pedagang pasar sekitar 38%. Angka penurunan pedagang pasar itu ialah angka secara nasional, yang salah satu faktor penyebabnya ialah karena ritel-ritel semakin banyak menjamur sampai ke perkampungan. Di seputaran Jalan Raya Lembang saja, saya hitung ada lebih dari 10 ritel modern," kata Mento, panggilan Armamento Zebua.

Dia menekankan, rencana pemerintah pusat untuk merevisi Perpres 112/2007 diharapkan dapat tetap mengakomodir kepentingan para pedagang pasar tradisional. Pertumbuhan ritel modern, kata dia, memang tak dapat dihindarkan, tetapi bisa dibatasi agar tak menggilas pasar tradisional. 

"Sekarang pun pengusaha ritel ini sedang menggoyang pemerintah supaya ritel bisa memperoleh kemudahan fasilitas. Mereka inginkan hal itu dari rencana revisi Perpres 112/2007 oleh presiden. Mereka juga sempat mengancam, bahwa akan ada 3.000 karyawan yang dirumahkan kalau perpres ini tidak memudahkan mereka," katanya.

Menurut Mento, pasar tradisional merupakan penopang utama perekonomian suatu bangsa. Kalau roda ekonomi para pedagang pasar tradisional terhambat, maka perekonomian di suatu daerah juga akan terganggu. Pasar tradisional juga dianggap dapat mengurai kesenjangan ekonomi pada masyarakat. "Padahal, pajak dari pasar tradisional itu lebih besar dari ritel modern," ujarnya.

Duta pasar tradisional

Pada kesempatan tersebut, Ikappi Bandung Barat juga mengangkat Doddy Imron Cholid sebagai Duta Pasar Tradisional KBB. Menurut Mento, Doddy yang juga Ketua DPD Partai Golkar KBB itu dinilai telah memberikan kontribusi bagi para pedagang kecil. Sebagai Penasihat Asosiasi Pedagang Kaki Lima (Apkli) Bandung Barat, Doddy ikut berperan dalam pemberian program kredit sebesar Rp 25 juta/orang bagi 2.000 PKL di KBB.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat