kievskiy.org

Permintaan Banyak, Budidaya Pepaya di Bandung Barat Berkembang Pesat

Warga menyortir hasil panen pepaya di Desa Batulayang, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Selasa, 18 Juli 2017.*
Warga menyortir hasil panen pepaya di Desa Batulayang, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Selasa, 18 Juli 2017.*

NGAMPRAH, (PR).- Dalam setahun terakhir ini, budidaya pepaya lokal di kawasan tengah dan selatan Kabupaten Bandung Barat berkembang cukup pesat. Jika sebelumnya hanya puluhan petani yang menanam pepaya, kini terdapat 6.320 kepala keluarga yang terlibat dalam budidaya pepaya di lahan seluas sekitar 969 hektare.

Perkembangan budidaya pepaya itu tak terlepas dari peran Kepala Desa Batulayang, Kecamatan Cililin, Beben, yang menggagas komunitas petani pepaya (gedang) dan merintis pembentukan Koperasi Rumpun Kaso. Koperasi itulah yang menjadi wadah bagi para petani untuk memasarkan komoditas pepaya maupun hasil olahannya.

"Dulu itu gedang di sini enggak jadi apa-apa, enggak laku dijual. Setelah para petani ini diberdayakan dan diberikan penyuluhan, kemudian difasilitasi dalam pemasarannya, gedang ini kan terbukti dapat menghasilkan manfaat lebih," kata Beben di kantornya, Selasa 18 Juli 2017.

Dia menuturkan, komunitas petani gedang Rumpun Kaso itu terdiri atas para petani di sembilan kecamatan yang ada di Bandung Barat, serta sejumlah daerah di Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung. "Sembilan kecamatan itu ialah Cililin, Batujajar, Cihampelas, Sindangkerta, Gununghalu, Cipongkor, Saguling, Padalarang, dan Rongga," katanya.

Permintaan cukup tinggi

Menurut dia, pemberdayaan para petani pepaya itu bermula dari upayanya untuk mengembangkan tanaman pepaya. Setelah menekuninya selama beberapa bulan dan memperoleh jaringan dalam pemasaran, Beben lantas menyadari bahwa permintaan pasar terhadap pepaya cukup besar. Oleh karena itu, dia pun menggerakkan para petani di daerah lain untuk turut menanam pepaya.

"Saya cuma membudidayakan gedang di lahan seluas tiga hektare. Gedangnya itu dibeli oleh tiga perusahaan di Kota Bandung untuk dipakai sebagai bahan baku kosmetik dan campuran selai. Awalnya cuma 1.100 kilogram gedang kupas yang saya pasok, tapi terus bertambah banyak. Saya kan enggak bisa memasok semuanya, padahal permintaannya itu cukup tinggi. Makanya, saya menggandeng petani lain untuk memenuhi permintaan pasar," katanya.

Dia menjelaskan, budidaya pepaya relatif mudah tetapi dapat memberikan hasil yang menjanjikan. "Di lahan seluas 200 tumbak itu bisa buat ditanam 1.000 pohon. Setelah menunggu tujuh bulan, pohon pepaya baru bisa menghasilkan buah. Setelah panen pertama itu, setiap dua minggu bisa terus-terusan panen, sampai usia produktifnya habis, biasanya sampai tiga tahun. Nah, dari 1.000 pohon itu, sekali panen bisa sampai 4 ton. Sekali panen itu saya dapat Rp 2 juta, itu sudah bersih," katanya.

Beben berharap, budidaya pepaya di Bandung Barat diharapkan dapat terus berkembang, karena potensinya sangat besar. "Di Batulayang saja, misalnya, luas wilayah desa itu 969 hektare, termasuk kehutanan seluas 345 hektare. Di luar pemukiman, lahan untuk pertanian itu umumnya masih untuk sawah, sayuran, atau tanaman keras. Buat gedang ini cuma 4 hektare, itu pun 3 hektare punya saya," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat