BANDUNG,(PR).- Dinas Perhubungan Jawa Barat segera menggelar lelang operator bus rapid transit (BRT) yang akan melayani angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP). Lelang dilakukan setelah Dishub kembali mendapat hibah sepuluh unit BRT dari Kementerian Perhubungan yang nantinya akan melayani Metro Bandung, dari Bandung-Majalaya.
Kepala Dinas Perhubungan Jabar, Dedi Taufik, mengatakan, layanan BRT ini harus menggunakan operator agar pelayanan yang diberikan bisa optimal karena pergerakan bus ini masuk kategori AKDP. Pihaknya tidak menunjuk Damri karena berharap ada semacam beauty contest dari operator lain.
“Kalau Damri mau ikut silahkan saja, ini karena jalur tersebut tinggi maka harus dilayani maksimal,” ujar dia dalam rilisnya, Kamis 10 Agustus. Rencananya, kata dia, lelang digelar setelah pihaknya menuntaskan pengisian unit tersebut menjadi plat kuning. "Busnya sudah ada, tinggal kami urus pelat kuningnya sama lelangnya,” tuturnya.
Pihaknya menghitung biaya kontrak layanan ini totalnya mencapai dan sudah dianggarkan Rp 2,39 miliar. "Rencana pembayarannya Rp 5.602,85/kilometer. Keseluruhan biaya kontrak sudah kita anggarkan," ujar dia.
Pelayanan masih kurang
Sementara itu, Dedi menuturkan, BRT tersebut akan melayani Metro Bandung, dari Bandung-Majalaya karena pelayanan di sana masih kurang. Rencananya bus ini akan melayani trayek dari Kota Bandung-Kabupaten Bandung selama 6 kali perjalanan setiap harinya setiap satu unit bus. Rutenya sendiri dari Terminal Leuwipanjang-Kopo-BKR-Moch.Toha-Dayeuhkolot-Ciparay dan berakhir di Terminal Majalaya.
Meski kapasitasnya terbatas, Dedi yakin keberadaan bus ini membantu mengingat daerah-daerah yang dilintasi sangat membutuhkan layanan.
Berdasarkan data Dishub Jabar, dengan panjang lintasan 27,5 kilometer lebih, bus sedang ini rencananya beroperasi melayani masyarakat umum dari pukul 06.00-18.00. Adapun untuk tiket jarak tersebut masyarakat akan dikenakan tarif Rp 5.000.
Dia menambahkan, BRT ditargetkan akan menjadi layanan transportasi umum guna menggantikan kendaraan pribadi. Dua daerah yang dilintasi Trans Metro Bandung ini, menurutnya, paling banyak dilalui oleh masyarakat. “Arahnya untuk modernisasi pelayanan transportasi ke depan, ini salah satunya,” katanya.***