kievskiy.org

Lima Inovasi Ini Antarkan Jabar Raih Anugerah Budhipura Ketiga Kalinya

GUBERNUR Jawa Barat Ahmad Heryawan menerima penghargaan dari Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir pada puncak peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) Ke-22 yang tahun ini dipusatkan di Center Point of Indonesia Makassar, Kamis, 10 Agustus 2017.*
GUBERNUR Jawa Barat Ahmad Heryawan menerima penghargaan dari Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir pada puncak peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) Ke-22 yang tahun ini dipusatkan di Center Point of Indonesia Makassar, Kamis, 10 Agustus 2017.*

PEMERINTAH Provinsi Jawa Barat kembali dinobatkan sebagai provinsi termaju di Indonesia dalam pengembangan inovasi berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di bidang pertanian, perikanan, peternakan dan perkebunan. Dengan begitu, untuk ketiga kalinya berturut-turut dari tahun 2015 Jabar kembali berhak menerima anugerah Budhipura 2017.

Anugerah Budhipura 2017 diterima oleh Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (Aher) yang diserahkan oleh Menristekdikti Mohamad Nasir dengan disaksikan langsung Wakil Presiden RI Jusuf Kalla pada puncak peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) Ke-22 yang tahun ini dipusatkan di Center Point of Indonesia Makassar, Kamis, 10 Agustus 2017.

Jabar dinilai layak kembali meraih Budhipura karena lima sistem inovasi daerah berbasis Iptek nya yaitu budidaya ikan patin, lele sangkuriang, kopi java preanger, tanaman indigofera dan ayam sentul berhasil meningkatkan nilai tambah suatu produk yang berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

"Alhamdulillah kita bisa memenangkan Anugerah Budhipura untuk tahun ini. Ini yang ketiga kali berturut-turut dari tahun 2015," kata Aher usai penyerahan penghargaan.

Sebelum diputuskan mendapatkan anugerah Budhipura ini, Aher memaparkan langsung kelima inovasi ini dihadapan tim penilai anugerah dari Kemenristekdikti beberapa waktu lalu. Bersama 4 pesaingnya yaitu Provinsi Lampung, Sumatera utara, Sumatera Selatan dan Riau, Aher menjelaskan, kelima inovasi ini telah diterapkan dan dikembangkan di Jawa Barat di berbagai sektor sesuai dengan potensi wilayah dan komoditi unggulan.

Yang pertama adalah inovasi budidaya ikan patin dengan sistem teknologi corong melalui prinsip resirkulasi air, sehingga kandungan oksigen tinggi, dan menyebabkan kepadatan telur ikan tinggi. Inovasi ini berhasil meningkatkan produksi larva dari per ruang per tahunnya, yang awalnya dengan cara konvensional menghasilkan hanya 0,9 juta larva, kini bisa mencapai 27 juta larva.

Kemudian Kopi Java Preanger, jenis kopi yang telah berhasil menjadi juara pertama pada kontes kopi dunia ini, berasal dari 4 Kabupaten, yaitu Bandung, Bandung Barat, Garut dan Ciamis. Inovasi yang dilakukan pada jenis kopi ini selain pemasaran ke luar negeri juga adalah diupayakannya inovasi sertifikasi bibit unggul. Dengan rekayasa teknologi pada bibit tersertifikasi. Sekarang, bibit yang asalnya ditanam tiga tahun baru berbuah, setelah ada rekayasa teknologi bibit unggul tersebut hanya 11-12 bulan sudah bisa berbuah. Hasil dari upaya tersebut mampu menghadirkan nilai kesejahteraan yang lebih tinggi, dari yang asalnya hanya Rp. 30 ribu per kilogram Green been, sekarang sudah sampai di minimal Rp. 125 ribu, dan kopi terbaiknya mencapai Rp. 700 ribu per kilogram Green been.

Yang ketiga adalah budidaya Lele Sangkuriang. Adalah ikan lele yang disentuh teknologi, dengan kunyit dan serum tertentu yang dicampur di pakan, sehingga produksinya bisa lebih meningkat, yang asalnya bisa dipijahkan dua kali setahun, menjadi empat kali setahun.

Lalu yang keempat yaitu tanaman indigofera sebagai pakan ternak. Dalam usaha peternakan, faktor pakan menjadi jadi penting karena faktor inilah yang menghabiskan biaya cukup besar. Maka dengan indigofera, ditemukan jenis pakan 'hijau-hijauan' yang baru.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat