PIKIRAN RAKYAT - Ruangan-ruangan kelas SDN 015 Kresna yang rusak tak cukup hanya renovasi, atau rehabilitasi. Berdasarkan hasil survei jajaran Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung, penanganannya, atau bentuk tindak lanjut mesti pembangunan ruang kelas baru (RKB).
Kepala Disdik Kota Bandung Hikmat Ginanjar mengaku, telah mengetahui kondisi atas pada tiga ruangan kelas SDN 015 Kresna. Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Dasar (PPSD) pada Disdik Kota Bandung Bambang Arianto beserta jajarannya telah menyampaikan data lengkap kondisi bangunan berikut hasil survei, kajian tim teknis, juga rencana tindak lanjut atas ruangan kelas tersebut.
"Kami telah mengadakan survei. Hasilnya menyatakan, bahwa tindak lanjut atas ruangan tersebut tak cukup rehabilitasi. Kami sudah membuat langkah-langkah yang perlu, termasuk telah meminta kepala sekolah agar segera membuat surat permohonan penghapusan aset," ucap Hikmat di Bandung, Jumat 22 Oktober 2021.
Sembari menunggu surat permohonan penghapusan ruang beserta pemutakhiran data kondisi ruang kelas pada Dapodik (Data Pokok Pendidikan) dari kepala sekolah, Hikmat menyebutkan, pihaknya telah mengalokasikan pembangunan tiga RKB untuk SDN 015 Kresna pada anggaran 2022.
Baca Juga: Naftali Bennett Sebut Vladimir Putin sebagai Teman Terdekat dan Sejati bagi Israel
"Kami telah menyampaikan kepada Kepala Sekolah (SDN 015 Kresna) agar jangan memakai ruangan itu karena sudah tidak laik rehabilitasi. Apabila hanya rehabilitasi bangunan, masih berisiko membahayakan siswa. Lantaran demikian, perlu pembangunan RKB," tutur Hikmat.
Sejumlah langkah kerja perlu terpenuhi sebelum pembangunan RKB. Beberapa di antaranya, penghapusan aset, perencanaan pembangunan, pembuatan detail engineering design, tender.
Hikmat menyebutkan, proses itu tak memadai dalam kurun waktu enam bulan. "Lantaran demikian, pembangunan RKB di SDN 015 Kresna dilakukan pada 2022," ucap dia.
Baca Juga: Ikatan Cinta 22 Oktober 2021: Katrin Gagalkan Pernikahan, Kehadiran Jessica Buat Rendy Gagal Move On
Hikmat turut menyampaikan, telah ada kajian pada 3.556 ruang kelas SD di Kota Bandung. Tim teknis sudah menyusun skala prioritas berdasarkan tingkat kerusakan secara cermat, dan matang.