kievskiy.org

Jarum Pentul Anisa Salim Akhirnya Dapat Dikeluarkan Lewat Proses Bronkoskopi

Melalui proses bronkoskopi, jarum pentul yang sudah tertimbun selama dua minggu di tubuh Anisa Salim sudah dikeluarkan tim dokter RSUP dr Hasan Sadikin pada Kamis, 5 Oktober 2017.*
Melalui proses bronkoskopi, jarum pentul yang sudah tertimbun selama dua minggu di tubuh Anisa Salim sudah dikeluarkan tim dokter RSUP dr Hasan Sadikin pada Kamis, 5 Oktober 2017.*

BANDUNG,(PR).- Tindakan pengambilan jarum pentul di alat pernafasan gadis asal Sumedang Anisa Salim berjalan lancar. Melalui proses bronkoskopi, jarum yang sudah tertimbun selama dua minggu itu sudah berhasil dikeluarkan tim dokter RSUP dr Hasan Sadikin pada Kamis, 5 Oktober 2017 sekitar pukul 07.00-07.45 WIB.

Kini Anisa Salim yang merupakan pelajar SMP itu tengah dalam masa proses pemulihan. Setelah pulih, Anisa Salim selanjutnya bisa pulang ke Sumedang.

Salah satu tim dokter, dr. Sinta Sari ‎Ratunanda menuturkan, Anisa sudah berhasil mereka tangani melalui proses bronkoskopi. Proses ini menggunakan alat yang masuk lewat mulut ke saluran nafas bagian bawah. Dalam waktu kurang lebih 45 menit dengan berbagai posisi, jarum pentul bisa diambil tanpa bedah.

Sinta menerangkan,‎ jarum pentul sepanjang 3 cm itu sudah dalam keadaan berkarat saat diangkat. Tidak hanya itu, jarum pentul juga bengkok karena pengaruh dari pengangatan bronkoskopi.

Jarum memang menusuk salah satu bagian nafasnya. Namun, dengan teknik tertentu, kondisi Anisa dinilai tidak mengalami komplikasi apapun. "Saat ini kondisi Anisa baik, sadar penuh dan tidak ada komplikasi," kata Sinta.

Jika melihat dari operasi yang berlangsung sampai setelah operasi, Sinta berharap tidak ada efek apa pun yang mengganggu kondisi Anisa.

"Untuk recovery, kalau tidak ada apa-apa harus ada obat-obat masuk. Perawatan dua hari sudah bisa pulang. Sekarang Anisa sudah ada di recovery room berarti sudah sadar.‎ Tapi belum bisa mengobrol," ujar Sinta.

Dia menambahkan, kasus seperti Anisa sering terjadi. Saat ini saja ada tiga pasien mau mengantre untuk ditangani pengangkatan jarum dari dalam tubuh mereka. Di antara pasien tersebut ada anak kecil dan orang dewasa. "Kasus jarum pentul tertelan sudah agak sering. Perlu sosialisasi jangan jepit (jarum pentul) di mulut saja," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat