HINGGA kini, perdebatan mengenai metode alternatif mengenalkan makanan pelengkap pada bayi dengan metode baby-led weaning (BLW) terus bergulir. Di berbagai forum percakapan, kekurangan dan kelebihan metode ini terus menjadi bahan perbincangan.
Sebagian ibu berpendapat, beberapa manfaat bisa didapatkan melalui metode BLW. Antara lain, BLW membuat bayi mempelajari kemampuan makan dan mengasah insting kapan harus berhenti makan ketika kenyang. Manfaat lainnya adalah melatih bayi merasakan tekstur, warna, bau, dan rasa dari makanan.
Dengan metode BLW, anak dipersiapkan untuk mengetahui dan ”menyampaikan” kebutuhannya terhadap makanan. Jadi, proses makan dilakukan dengan bahagia -tidak dipaksa. Beberapa studi observasional juga menunjukkan bahwa BLW dapat mendorong pola makan yang lebih baik, dan menyebabkan berat badan bayi menjadi lebih sehat.
Sebagian orangtua lain justru menganggap, metode ini berbahaya karena perkembangan usus anak yang belum sempurna, sehingga berisiko menyebabkan si kecil mengalami masalah kesehatan. Belum lagi, risiko tersedak hingga kekurangan gizi yang dibutuhkan dalam golden age.
”Kalau saya, ambil baiknya dan tinggalkan buruknya. Enggak perlu merasa harus idealis dan ekstrem harus BLW saja atau spoon feed saja. Perdebatannya kok jadi sama seperti ASI vs sufor, atau ibu bekerja vs ibu rumah tangga. Kalau anak sedang mau BLW ya silakan, kalau sedang mau disuapi ya ayo,” ucap ibu dua anak, Risty Amelia (31).
Catatan untuk orangtua
Dari sudut pandang gizi klinis, Dokter Spesialis Gizi Salli Fitriyanti berpendapat, dia tidak menyarankan metode pemberian BLW pada bayi. Alasannya, sampai saat ini belum ada penelitian komprehensif yang melihat keuntungan maupun kerugian metode ini pada pertumbuhan dan perkembangan bayi di masa depan.
”Untuk pemberian makan, kita masih menganut anjuran dari WHO, yaitu mengenalkan makan secara bertahap, terutama dari tekstur makanan,” kata Salli, Jumat, 24 November 2017.
Ia melanjutkan, pemberian makanan secara bertahap ini disesuaikan dengan perkembangan saluran pencernaan bayi, produksi enzim dan juga perkembangan motorik bayi.
Akan tetapi, jika orangtua ingin menggunakan metode BLW, Salli memberikan beberapa catatan. Misalnya, orangtua harus benar-benar memperhatikan makanan apa saja yang diberikan dan dikonsumsi bayi.