CIMAHI, (PR).- Beredarnya surat pemberitahuan rencana aksi mogok berjualan dan produksi para penjual daging ayam di pasar se-Bandung Raya ditanggapi beragam oleh para pedagang di pasar tradisional, Rabu, 17 Januari 2018. Mereka pasrah jika harus mogok berjualan meski bakal mengalami kerugian.
Rencana mogok berjualan tersebut tertera dalam surat edaran dari Pengurus Persatuan Pasar dan Warung Tradisional (PESAT) Jawa Barat. Rencananya, aksi mogok berjualan akan dimulai dari Jum,at hingga Minggu akhir pekan.
Rencana aksi mogok dagang dipicu kurangnya pemerintah pusat dalam mengendalikan harga daging ayam. Akibatnya, harga di tingkat pedagang mencapai Rp38.000-40.000/kilogram.
Sementara di tingkat perusahaan peternak, harga mencapai Rp23.000/kilogram.
Neni Rukmini (42), pedagang ayam di Pasar Atas Cimahi mengungkapkan, sebetulnya aksi mogok berdagang malah akan merugikan bagi dirinya. Pasalnya, dengan berhenti berjualan, maka tidak ada pemasukan yang ia terima.
“Bagi saya selaku pedagang kerugian karena kita penghasilannya per hari,” katanya ditemui di Pasar Atas Cimahi Jalan Kolonel Masturi Kota Cimahi, Rabu, 17 Januari 2018.
Dia belum bisa memastikan akan ikut aksi atau tidak. Pasalnya, aktifitas berjulanan tergantung suplai dari tingkat peternak. “Ada barang tetap jualan. Kalau suplai enggak ada, kemungkinan gak dagang,” ujar Neni.
![](https://kievskiy.org/#STATIC#/public/image/2018/01/pedagang ayam (2).jpg)
Diakuinya, jika ada aksi mogok biasanya harga jual daging ayam melejit hingga Rp 45.000/kilogram. Apalagi, akhir-akhir ini suplai ayam dari tingkat peternak berkurang.