BANDUNG, (PR).- Puluhan anak Sungai Citarum yang melintasi Kota Bandung dipastikan menghadapi permasalahan serupa, yakni tumpukan sampah, tingginya laju sedimentasi, serta pencemaran. Sudah saatnya pemerintah daerah, lembaga, dan dinas-dinas menghilangkan ego sektoral dalam upaya penataan lingkungan.
Survei anak-anak Citarum dilakukan oleh Pemkot Bandung bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan Gerakan Citarum Harum, terutama Kodam III/Siliwangi, selama lima hari, 10-15 Januari 2018. Hasil survei menjadi rekomendasi penerbitan kebijakan yang menopang gerakan nasional tersebut.
”Survei ini membuat kita memiliki data akurat. Temuannya banyak, mulai dari tumpukan sampah hingga pembuangan limbah. Perlu upaya yang luar biasa,” ujar Komandan Distrik Militer (Dandim) 0618/Berdiri Sendiri Arfin Dahlan dalam pemaparan hasil survei di Aula Balai Kota Bandung, Jumat 19 Januari 2018 siang.
![](https://kievskiy.org/#STATIC#/public/image/2018/01/sampah sungai citarum.jpg)
Dalam paparan hasil survei, diketahui hampir semua sungai yang melintasi Kota Bandung memiliki permasalahan berupa keberadaan tumpukan sampah.
Di Cikapundung, misalnya, terdapat 41 titik tumpukan sampah atau yang terbanyak dari semua sungai yang disurvei. Menyusul di belakangnya Sungai Cipamokolan dengan 20 titik sampah.
Permasalahan pendangkalan atau sedimentasi sama saja. Di Cipamokolan ditemukan 24 titik sedimentasi, disusul Sungai Cidurian dengan 19 titik sedimentasi.
Permasalahan limbah juga ada di beberapa ruas sungai. Di Cibeureum ditemukan 7 pabrik yang membuang limbah ke sungai. Sementara, di Cinambo, tim survei menyoroti satu pabrik pembuang limbah yang sudah berkali-kali dikeluhkan oleh masyarakat setempat, tetapi belum juga ada tindakan penertiban.
Melihat permasalahan yang ada, Arfin menegaskan pentingnya sinkroninasi kebijakan penataan anak-anak Sungai Citarum di Kota Bandung. Semua pemangku kepentingan diharapkan turut berpartisipasi dalam program ini, entah lewat penganggaran atau pembuatan kegiatan di lapangan.