kievskiy.org

Buku-buku Perawat Semangat Konferensi Asia-Afrika

BUKU sejarah seputar konfrensi Asia Afrika tahun 1955 dipamerkan di jalan Sulyan Tirtayasa kota Bandung, Minggu 22 April 2018. Pemeran buku bertajuk
BUKU sejarah seputar konfrensi Asia Afrika tahun 1955 dipamerkan di jalan Sulyan Tirtayasa kota Bandung, Minggu 22 April 2018. Pemeran buku bertajuk

“INI buku lumayan langka. Banyak foto di dalamnya tidak ditemukan di buku-buku lain tentang Konferensi Asia-Afrika,” kata Deni Rachman.

Di tangan kanannya, satu buku tua dengan ukuran besar segera menarik perhatian. Judul di sampulnya tertulis besar-besar dalam tiga bahasa: Indonesia, Tiongkok, dan Inggris. Bunyinya: Souvenir Konperensi Asia-Afrika dalam Gambar.

Ratusan gambar hitam-putih memenuhi isi buku tersebut. Banyak momen penting selama gelaran Konferensi Asia-Afrika di Bandung 63 tahun lalu terabadikan. Bukan melulu kejadian-kejadian dalam sidang, tapi justru pertemuan-pertemuan informal antara para pemimpin dari negara-negara di dua benua.  

Bagi Deni, terbitnya buku-buku tentang KAA menandakan betapa besar sekaligus betapa penting gelaran 63 tahun lalu di Bandung. Untuk kali pertama di dunia, negara-negara di benua Asia dan Afrika, yang ketika itu identik dengan benua-benua dunia ketiga, bersatu dan secara mandiri menggelar konferensi internasional yang menggelorakan semangat antiimperialisme.

“Buku-buku tua ini bukan hanya penting untuk merawat ingatan. Setiap buku yang terbit merupakan usaha merawat semangat KAA itu sendiri,” tuturnya.

Bertahan 9 tahun

Komunitas AARC pertama kali digagas sembilan tahun lalu di Museum Asia-Afrika. Kegiatan utama mereka adalah membaca bersama, disebut tadarus, buku-buku yang bertemakan Konferensi Asia-Afrika sekali setiap pekan.

Budaya tadarus buku itu mengambil semangat yang muncul di antara anak-anak muda di Bandung pada awal 2000-an, atau tahun-tahun pertama setelah reformasi. 

Ketika itu, budaya literasi meledak menyusul robohnya rezim Orde Baru. Salah satu tadarus yang populer ketika itu adalah buku-buku Pramoedya Ananta Toer.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat