kievskiy.org

Budi Brahmantyo, Geotrek dan Afeksi untuk Cekungan Bandung

BUDI Brahmantyo, pakar ilmu bumi Institut Teknologi Bandung meninggal dalam kecelakaan lalu lintas di Tol Purbaleunyi, Sabtu 28 April 2018 siang.  Lebih dari sekadar pengajar dan ilmuwan, Budi Brahmantyo dikenal aktif membangun kesadaran masyarakat tentang kebumian lewat aktivitasnya di berbagai organisasi dan komunitas.

Bersama para pakar ilmu bumi lain, Budi Brahmantyo aktif dalam Kelompok Riset Cekungan Bandung atau KRCB. Mereka, lewat diskusi dan kajian, secara konsisten menyuarakan pentingnya cekungan Bandung sebagai kawasan yang khas yang pengelolaannya mesti lepas dari batas-batas wilayah administratif.

Bersama T Bachtiar, Budi Brahmantyo dikenal sebagai duet yang mempopulerkan wisata bumi geotrek sejak 12 tahun lalu. 

Wisata jalan-jalan itu mengajak para peserta menikmati sekaligus memahami situs-situs kebumian. Beda dengan wisata yang hanya menonjolkan keindahan, geotrek dibuat sebagai kegiatan yang menambah pengetahuan dan kesadaran melestarikan lingkungan.

“Saya sangat terpukul (mendengar kabar itu). Dari Pulau Sangeang, saya dan semua peserta geotrek mengirimkan doa bagi Pak Budi. Beliau pribadi luar biasa yang memberikan teladan dalam banyak hal,” tutur T Bachtiar yang sedang memandu peserta geotrek di Pulau Sangeang di Selat Sunda.

Duet solid

T Bachtiar berkenalan dengan Budi Brahmantyo dalam pertemuan yang tidak direncanakan di Goa Pawon, 16 tahun lalu. Saat itu, T Bachtiar sedang memandu para guru Kota Cimahi sedangkan Budi Brahmantyo melakukan survei lapangan sebelum memandu rombongan salah satu Sekolah Dasar di Bandung. 

Setelah pertemuan itu, T Bachtiar, yang aktif mengirimkan tulisan populer isu kebumian ke Pikiran Rakyat, diajak bergabung dalam KRCB. 

Persahabatan Budi Brahmantyo dan T Bachtiar banyak terbentuk lewat kegiatan di lapangan dan kerja penulisan buku. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat