BANDUNG, (PR).- Acara bertajuk 12 Jam Bandung Menari sebagai bagian dari Peringatan Hari Tari Dunia atau World Dance Day dianugerahi lima Original Rekor Indonesia (ORI).
Selain dinyatakan sebagai kegiatan dengan jumlah peserta terbanyak dan terlama, juga menggunakan kostum terbanyak serta penari muda dan sepuh.
“(Pemberian ORI) ini akan menjadi catatan penting, tidak hanya bagi kami di kalangan pemerintahan, tapi juga bagi para penari yang sebagian besar masih usia belia yang merupakan generasi penerus. Peristiwa (World Dance Day) ini merupakan sejarah bagi Kota Bandung, Jawa Barat, dan juga para penari serta pimpinan sanggar tari,” ujar Kepala Seksi Atraksi Seni UPTD Pengembangan Kebudayaan Daerah Jawa Barat, Iwan Gunawan, seusai menerima Piagam ORI, Minggu 29 April 2018 di Gedung Pusat Pengembangan Kebudayaan, Jalan Naripan, Kota Bandung.
ORI menilai, Hari Tari Dunia yang tepat jatuh pada Minggu 29 April 2018 dinyatakan sebagai peringatan peristiwa yang diikuti peserta terbanyak. Peringatan Hari Tari Dunia 12 Jam Bandung Menari yang diikuti 1.728 orang penari dari 137 sanggar tari itu membawakan 85 repertoar tari dan 5 penari solo. Mereka menari selama 12 jam nonstop.
Anugerah ORI juga diberikan untuk peserta Penari Termuda, Selviani (5) dari Sanggar Karisma Asih, Penari Senior untuk Ine Arini (66).
Angga, Dede Solehudin, Eroy, Serlinda, dan Fina yang melakukan tarian selama 12 jam nonstop diganjar penghargaan ORI sebagai Penari Terlama. Penghargaan Kostum Tari terbanyak diberikan kepada rumah kostum Evoy Production.
Hari tari dunia pertama kali dicanangkan tahun 1982 oleh lembaga tari internasional CID (Counseil Internasional de la Danse). Tujuannya adalah untuk mengajak seluruh warga dunia berpartisipasi untuk menampilkan tarian-tarian negara mereka yang jumlahnya beragam.***