BANDUNG, (PR).- Greenpeace Indonesia menggelar acara buka puasa bersama dengan konsep Eco Iftar, Kamis, 7 Juni 2018. Acara buka bersama yang digelar di Masjid Agung Trans Studio Bandung tersebut menyuguhkan takjil tanpa kemasan plastik, ramah lingkungan, dan tidak menghasilkan sampah.
Umat muslim yang berbuka puasa di Masjid tersebut sore itu menikmati beragam kue tradisional dalam wadah pincuk tradisional dari daun pisang. Adapun minuman teh manis disajikan dalam botol minum reusable (dapat digunakan kembali).
Biasanya, acara buka bersama yang umum terjadi di tengah masyarakat saat ini adalah makanan dan juga takjil yang dikemas dan boros bungkus plastik. Akibatnya, sampah pun menjadi hal yang tak terelakan dalam setiap acara buka bersama.
“Pesan penting kami adalah pengurangan penggunaan plastik sekali pakai dalam berbagai kegiatan masjid. Seiring momen Ramadan dimana umat kerap berkumpul dalam skala besar,” ujar Juru Kampanye Urban Greenpeace Indonesia, Muharram Atha Rasyadi, Kamis, 7 Juni 2018 di Masjid Agung Trans Studio, Bandung.
![](https://kievskiy.org/#STATIC#/public/image/2018/06/image1.jpeg)
Dia menjelaskan, Eco Iftar merupakan bagian dari kampanye #PantangPlastik yang memberdayakan masyarakat perkotaan sebagai pelaku sekaligus target utama perubahan sikap.
Atha menjelaskan beberapa kategori single-use plastic yang paling sering digunakan di Indonesia dan seluruh dunia. Yaitu botol plastik, kantong plastik, sedotan plastik, dan wadah makanan yang terbuat dari plastik.
Diperkirakan, menurut dia, konsumsi plastik setiap penduduk Indonesia mencapai 17 kg per tahunnya. Ini juga yang menjadikan Indonesia sebagai negara kedua di dunia yang menyumbang sampah plastik terbesar ke laut, setelah Tiongkok.
“Bertepatan dengan momentum bulan suci Ramadan, Greenpeace hendak berusaha meningkatkan kesadaran umat muslim melalui pendekatan religi bahwa sejatinya pelestarian lingkungan dan pemeliharaan alam adalah bagian dari iman, dan bentuk kecintaan terhadap Allah S.W.T,” ujar Atha. ***