kievskiy.org

Pembayaran Belum Selesai, Subkontraktor Demo di Gerbang Tol Soroja

Puluhan perwakilan perusahaan subkontraktor jalan tol Soroja berunjuk rasa dengan membentangkan spanduk di depan pintu tol Soroja, Selasa 10 Juli 2018.*
Puluhan perwakilan perusahaan subkontraktor jalan tol Soroja berunjuk rasa dengan membentangkan spanduk di depan pintu tol Soroja, Selasa 10 Juli 2018.*

SOREANG,(PR).- Puluhan perwakilan dari perusahaan yang menjadi subkontraktor PT Wijaya Karya (Wika) dalam membangun tol Soreang-Pasirkoja (Soroja) berunjuk rasa di depan pintu tol Soreang, Selasa 10 Juli 2018. Unjuk rasa dilakukan dalam rangka menuntut pembayaran pekerjaan mereka. Para pengunjuk rasa ini juga mengancam akan melaporkan ke aparat hukum apabila persoalan ini tetap menemui jalan buntu.

"Jalan tol Soroja sudah diresmikan sejak awal Desember 2017 lalu, namun sampai sekarang pembayaran pekerjaan maupun material dari subkontraktor belum juga beres," kata Direktur PT Citra Bangun Selaras (CBS),  Eri Rusmana.

CBS sebagai perusahaan daerah Pemkab Bandung adalah salah satu yang ikut menjadi subkontraktor PT Wika yang bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan kecil sebagai vendor.

"Kami mendapatkan pekerjaan dari PT Wika untuk pemadatan tanah jalan tol Soroja sehingga mengerahkan truk-truk membawa material galian C," tuturnya.

Permasalahan mulai muncul ketika ada perubahan trase maupun perubahan lainnya. Termasuk masalah internal di konsorsium kontraktor jalan tol Soroja. "Akhirnya kami yang menjadi korban dengan 13 perusahaan vendor. Kami masih terus menagih utang pembayaran pekerjaan dan material sebesar Rp 19 miliar," katanya.

Pertemuan buntu

Eri menyatakan,  rapat mediasi sudah dilakukan termasuk dengan bantuan Bupati Bandung Dadang M Naser dan Kejari Bale Bandung. "Namun, sudah lebih dari setahun ini belum juga ada pembayaran. Sehingga terpaksa kami memasang spanduk besar di depan pintu tol Soroja," kata Eri.

Bahkan, Eri mengancam akan mengerahkan ratusan karyawan dan warga untuk menutup pintu tol Soroja pada Kamis, 12 Juli 2018. "Rapat mediasi pembayaran terakhir dilakukan pada Rabu, 3 Juli 2018. Namun mengalami jalan buntu. Semua persyaratan yang diinginkan PT Wika sudah kami penuhi, tapi tetap saja belum ada pembayaran," kata dia.

Eri mengetuk hati para pemimpin pemerintah pusat dan pimpinan PT Wika karena kondisi perusahaan subkontraktor jalan tol Soroja sudah banyak yang bangkrut.

"Di bawah kami ada 13 perusahaan sebagai vendor yang rata-rata bangkrut. Malah mereka kesulitan untuk menyekolahkan anak-anaknya karena tak punya uang," ucapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat