kievskiy.org

Kotoran Sapi dari Enam Desa di Lembang Masih Dibuang ke Sungai

LIMBAH kotoran sapi keluar dari lubang pembuangan dan menuju langsung ke selokan yang berada disekitarnya di Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat, 27 Juli 2018. Penanganan limbah kotoran sapi yang selama puluhan tahun dibiarkan akan menjadi perhatian program Citarum Harum.*
LIMBAH kotoran sapi keluar dari lubang pembuangan dan menuju langsung ke selokan yang berada disekitarnya di Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat, 27 Juli 2018. Penanganan limbah kotoran sapi yang selama puluhan tahun dibiarkan akan menjadi perhatian program Citarum Harum.*

NGAMPRAH, (PR).- Berdasarkan temuan sementara tim Satgas Citarum Harum Sektor 22, mayoritas peternak sapi di enam desa di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, masih membuang kotoran sapi ke sungai. Untuk mengatasinya, para peternak diarahkan untuk memanfaatkan kotoran sapi buat ternak cacing.

Danramil 0901/Lembang Kapten Pendi menuturkan, sejak jauh hari unsur musyawarah pimpinan kecamatan (muspika) Lembang sudah merencanakan pelaksanaan program Citarum Harum. Kebetulan, kata dia, Dansektor 22 Citarum Harum Kolonel Asep Rahman Taufik pun telah melayangkan surat untuk dilaksanakan koordinasi dan langkah-langkahnya.

"Khususnya karena Lembang ini salah satu penyumbang pencemaran air di Sungai Cibeureum dan Cikapundung. Hulu sungainya ini kan di Lembang. Yang terutama adalah limbah ternak sapi. Dari limbah ternak sapi inilah kami lagi identifikasi, pendataan, lalu bagaimana solusinya. Itu sudah dapat," kata Pendi, Jumat, 27 Juli 2018.

Menurut dia, para peternak sapi di Lembang memiliki kebiasaan untuk membuang kotoran sapi langsung ke aliran sungai. Di Lembang, para peternak sapi itu kebanyakan berasal dari Desa Cikahuripan, Gudangkahuripan, Sukajaya, Suntenjaya, Cibodas, Jayagiri, dan Cikole. 

"Di Lembang ini kan mayoritas warga jadi peternak sapi. Di Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara saja ada sekitar 7.000 peternak. Kalau satu peternak punya 3-4 ekor sapi, tinggal kalikan saja. Sekitar 21.000 ekor sapi setidaknya ada di Lembang. Itulah, kalau satu hari ini peternak menyumbang sekian kotoran sapi ke sungai, ya lumayan pencemarannya," katanya. 

Pendi mengatakan, pemanfaatan kotoran sapi untuk menghasilkan biogas memang dapat mengurangi tingkat pencemaran sungai. Akan tetapi, program tersebut masih kurang efektif, karena memerlukan waktu maupun tenaga ekstra. Oleh karena itu, para peternak sapi akan diarahkan untuk membudidayakan cacing dengan media kotoran sapi. 

"Ada solusi yang paling tepat, mungkin hampir 95 persen kalau dilaksanakan dapat membawa nilai ekonomis. Yaitu ternak cacing. Soalnya, ternak cacing itu ternyata bisa laku Rp 20.000 per satu kilogram. Bahkan, dari situ pupuknya juga bisa dijual lagi atau dimanfaatkan untuk pertanian," katanya.

Meski begitu, lanjut dia, terdapat kendala dari sisi permodalan dan pengangkutan dalam menjalani ternak cacing. Pasalnya, cacing yang dibudidayakan hasilnya dijual ke daerah luar yang relatif jauh. Menurut Pendi, di kawasan Lembang juga sudah ada pengepul-pengepul cacing buat dijual. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat