kievskiy.org

KPSBU Akui Banyak Peternak Buang Kotoran Sapi ke Sungai

Peternakan Sapi.*
Peternakan Sapi.*

NGAMPRAH, (PR).- Ketua Koperasi Peternak Susu Bandung Utara (KPSBU) Dedi Setiadi mengakui bahwa masih banyak peternak yang membuang kotoran sapi ke aliran sungai yang ada di wilayah Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Meski begitu, dia menyatakan bahwa upaya-upaya pencegahan pencemaran sungai juga terus digalakan.

"Peternak sapi perah di Lembang ini kan sudah ada sejak 1971. Kita lihat bahwa memang sebagian peternak masih mengotori sungai yang ada dengan kotoran sapi. Namun, di Lembanh ini telah dilakukan berbagai upaya untuk mengurangi pencemaran sungai," kata Dedi di kantornya, Lembang, akhir pekan lalu. 

Dia mengatakan, upaya-upaya itu di antaranya ialah kewajiban bagi para peternak untuk memberi pakan ternak dengan rumput yang diberi pupuk dari kotoran sapi. Beberapa peternak bahkan bekerjasama dengan para petani sayuran. "Jadi, kotoran sapi ini dikeringkan, ditumpuk, lalu diangkut oleh para petani yang mau menggunakannya untuk pertanian," katanya.

Selain itu, program pemanfaatan kotoran sapi untuk biogas juga telah banyak dipraktikan oleh para peternak. Dedi menyebutkan, ada sekitar 1.250 peternak yang mengikuti program biogas menggunakan teknologi dari Nepal. Sebagian peternak juga sudah memanfaatkan kotoran sapi untuk media ternak cacing.

Dedi menyebutkan, peternak sapinya yang menjadi mitra KPSBU berjumlah sekitar 7.400 orang. Akan tetapi, peternak yang aktif ialah sekitar 5.000. Secara keseluruhan, para peternak di KPSBU memiliki jumlah sapi sekitar 22.300 ekor. Dari jumlah sapi tersebut, produksi susu yang dihasilkan per hari adalah sekitar 145 ton.

"Tentu ketika para peternak sapi perah berkontribusi terhadap kekotoran sungai, kami akan mencari solusi bersama-sama. Soalnya, kami juga ingin bahwa peternakan ini tetap ada dan berkembang. Dengan demikian, kami dapat memberi kontribusi susu yang lebih banyak kepada negara untuk kepentingan bangsa," tuturnya. 

Seorang peternak sapi, Wahyu Darmawan mengaku terpaksa membuang kotoran sapi ke sungai. Soalnya, dia kebingungan untuk membuangnya ke mana lagi. Oleh karena itu, dia berharap ada pemasangan saluran pembuangan kotoran sapi. Dia pun mengharapkan ada musyawarah dengan kelompok ternak maupun koperasi untuk mengatasi persoalan lingkungan. 

"Kami juga enggak ingin begitu, membuang kotoran ke sungai. Ya, apa boleh buat. Kan enggak ada tempat yang lain, yang bisa jadi tempat pembuangan kotoran sapi. Inginnya sih ada bantuan berupa paralon atau tempat penampungan untuk membuang kotoran. Jadi, kotorannya enggak dibuang ke sungai. Ini harus dimusyawarahkan bersama-sama," katanya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat