NGAMPRAH, (PR).- Dalam sehari diperkirakan terdapat sekitar 180 ton kotoran sapi yang masuk ke aliran Sungai Citarum dari peternakan sapi di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Kondisi tersebut harus menjadi perhatian bersama, mengingat Lembang dan sekitarnya terkenal sebagai daerah penting penghasil susu sapi Jawa Barat.
Komandan Sektor 22 Citarum Harum Kolonel Asep Rahman Taufik mengatakan, dari hasil survei tercatat ada 17.830 ekor sapi di sembilan desa di Kecamatan Lembang. Namun, Ketua Koperasi Peternak Susu Bandung Utara (KPSBU) Dedi Setiadi mempertegas bahwa di Lembang terdapat sekitar 22.300 ekor sapi. Dari jumlah itu, hanya 20 persen kotoran sapi yang tertangani.
"Kalau dikalikan, 22 ribu sekian ekor sapi itu per sekali buang kotoran, 10 kilogram saja yang paling sedikit, berarti ada 220 ton kotoran sapi. Dikurangi 20 persen, berarti ada 180 ton kotoran sapi yang mencemari Sungai Cibeureum dan Cikapundung, yang bermuara ke Sungai Citarum. Ini harus jadi perhatian kita semua," kata Asep, di sela sosialisasi program Citarum Harum di Lembang, Kamis, 9 Agustus 2018.
Menurut dia, 20 persen dari keseluruhan kotoran sapi yang dihasilkan peternak sapi di Lembang telah dimanfaatkan untuk biodigester, budidaya cacing, maupun pengomposan. Oleh karena itu, Asep menyatakan bakal berkoordinasi dengan berbagai pihak agar permasalahan tahi sapi bisa ditanggulangi.
"Saya akan menghadap ke Pak Bupati Bandung Barat untuk membicarakan masalah ini. Mudah-mudahan pada 2019 ada kebijakan-kebijakan untuk mengatasi masalah ini dengan solusi yang berpihak kepada masyarakat. Diharapkan, solusi itu juga bisa menyejahterakan masyarakat," katanya.
Dia menekankan bahwa program Citarum Harum yang dicanangkan Presiden Joko Widodo selama tujuh tahun ke depan harus terlaksana dengan baik dan terintegrasi. Dengan demikian, predikat Citarum sebagai sungai terkotor di dunia bisa berubah.
Apalagi, kata dia, Citarum memiliki nilai strategis karena airnya dimanfaatkan untuk tiga pembangkitan listrik bertenaga air berskala besar.
Produksi susu
Menurut Ketua KPSBU Dedi Setiadi, produksi susu secara nasional baru bisa memasok 20 persen kebutuhan susu di dalam negeri, sedangkan sisanya dari impor. Dengan demikian, kata dia, produksi susu dalam negeri harus ditingkatkan, termasuk di antaranya dengan penambahan sapi.