kievskiy.org

Kekeringan di Kabupaten Bandung Semakin Meluas

Kekeringan.*
Kekeringan.*

SOREANG, (PR).- Meski saat ini jumlah wilayah terdampak kekeringan semakin bertambah, Pemerintah Kabupaten Bandung masih menerapkan status siaga darurat bencana kekeringan musim kemarau. Hingga saat ini, sebanyak 9 kecamatan dilaporkan mengalami kekurangan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga.

Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung Sofian Nataprawira menjelaskan, dalam mengantisipasi kekeringan pada musim kemarau ini Pemerintah Kabupaten Bandung  fokus terhadap dua sektor, yakni penanganan pemenuhan kebutuhan air bersih untuk warga dan lahan pertanian khususnya di areal pesawahan. Dari data yang disampaikan, lanjut Sofian, saat ini terdapat 9 kecamatan di Kabupaten Bandung yang mengalami kesulitan air bersih di antaranya di Kecamatan Baleendah, Banjaran, Arjasari, Kutawaringin, Pasirjambu, Ciwidey, dan Kecamatan Cangkuang. Sedangkan untuk areal pertanian, dikatakan Sofian, terdapat 25 kecamatan yang sudah kekeringan.

“Untuk lahan pertanian sawah, terapat 865 hektare dari 11.000 hektare lebih areal pertanian yang kekeringan. Sedangkan untuk di permukiman warga, terdapat 9 kecamatan yang terdampak kekeringan. Kami terus melakukan upaya mengantisipasi meluasnya dampak kekeringan, baik di masyarakat maupun di lahan pertanian,” ungkap Sofian seusai menggelar rapat koordinasi penanganan kekeringan di Kabupaten Bandung, Senin 27 Agustus 2018.

Masih dikatakan Sofian, meski saat ini wilayah terdampak kekeringan di Kabupaten Bandung semakin bertambah, pihaknya memaksimalkan ketersediaan sumber air yang ada di sekitar wilayah terdampak kekeringan tersebut melalui upaya optimalisasi pompa air dan pemasangan pipa saluran air. Sedangkan untuk kebutuhan air minum, lanjut dia, dilakukan pendistribusian air bersih ke permukiman warga yang mengajukan permohonan bantuan distribusi air bersih.

Dengan upaya penanganan kekeringan untuk lahan pertanian di Kabupaten Bandung ini, dikatakan sekda, diharapkan lahan pertanian puso atau gagal panen tidak terus bertambah. Pasalnya, saat ini terdapat 10 hektare lebih areal pertanian sudah mengalami gagal panen akibat kekurangan air. Upaya ini selain untuk menyelamatkan segi ekonomi petani, juga untuk mempertahankan ketersediaan pangan di Kabupaten Bandung.

“Kami memerintahkan aparat kecamatan agar lebih aktif mengevaluasi kondisi kekeringan, baik untuk lahan pertanian maupun kebutuhan air minum. Semua lokasi terdampak kekeringan di desa-desa yang ada di Kabupaten Bandung harus terdeteksi. Upaya ini untuk menanggulangi dampak kesulitan air minum,” ungkap Sofian.

Di sisi lain, lanjut Sofian, meski saat ini volume air baku PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung sudah berkurang, namun volume air baku PDAM masih dianggap mampu mencukupi kebutuhan air minum untuk warga yang terdampak kesulitan air bersih. Saat ini, dikatakan Sofian, ketersediaan volume air baku di wilayah selatan dan timur Kabupaten Bandung yang menjadi sumber air PDAM, masih memadai.

Siaga Bencana

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Ahmad Johara menjelaskan, saat ini status kebencanaan kekeringan di Kabupaten Bandung masih pada tingkat siaga darurat bencana. Penetapan status kebencanaan kekeringan ini ditetapkan sejak 23 Agustus 2018 hingga 31 Oktober 2018. Berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lanjut Ahmad, musim kemarau ini akan berakhir hingga akhir Oktober 2018.

“Meski status siaga darurat kekeringan ini berlaku hingga akhir Oktober 2018, jika di kemudian hari dampak kekeringan semakin meluas dan dianggap harus segera diberlakukan peningkatan status bencana menjadi tanggap bencana, maka akan segera kami lakukan. Dengan catatan, semua kriteria peningkatan status bencana sudah terpenuhi. Saat ini kami masih melakukan evaluasi di tahap siaga darurat ini,” kata Ahmad.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat