kievskiy.org

4 Owa Jawa Dilepasliar di Gunung Tilu

SEEKOR Owa Jawa Jantan (Javan Gibbon / Hylobates Moloch) Dwi (8) memanjat pohon sesaat setelah proses pelepas liaran hasil dari repatriasi (pemulangan kembali) kebun binatang di Inggris di hutan lindung gunung Tilu blok Dewata desa Tenjolaya, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung. Kamis, 25 Oktober 2018. Sekaligus memperingati hari Owa Internasional 2018, menurut Kepala Staf Pemeliharaan Satwa yayasan ASPINAL Sigit Ibrahim sebanyak 2 pasang owa jawa dilepas liarkan yakni Dwi, Payung, Putri dan Kulon dan diharapkan masyarakat turut menjaga kelestarian satwa endemik pulau jawa tersebut dari kepunahan karena populasinya yang kian menurun akibat perburuan.*
SEEKOR Owa Jawa Jantan (Javan Gibbon / Hylobates Moloch) Dwi (8) memanjat pohon sesaat setelah proses pelepas liaran hasil dari repatriasi (pemulangan kembali) kebun binatang di Inggris di hutan lindung gunung Tilu blok Dewata desa Tenjolaya, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung. Kamis, 25 Oktober 2018. Sekaligus memperingati hari Owa Internasional 2018, menurut Kepala Staf Pemeliharaan Satwa yayasan ASPINAL Sigit Ibrahim sebanyak 2 pasang owa jawa dilepas liarkan yakni Dwi, Payung, Putri dan Kulon dan diharapkan masyarakat turut menjaga kelestarian satwa endemik pulau jawa tersebut dari kepunahan karena populasinya yang kian menurun akibat perburuan.*

SOREANG, (PR).- Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat bersama Yayasan Aspinal dan sejumlah unsur masyarakat melepasliarkan empat ekor Owa Jawa di Kawasan Lindung Perkebunan Teh Dewata, Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Kamis, 25 Oktober 2018. Kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Owa Internasional yang tepatnya jatuh pada setiap 24 Oktober.

Kepala Staf Pemeliharaan Satwa pada Yayasan Aspinal, Sigit Ibrahim mengatakan, pelepasliaran tepatnya dilakukan di Hutan lindung Gunung Tilu. "Kami melepaskan dua ekor jantan dan dua ekor betina," ujarnya.

Menurut Sigit, keempat Owa yang dilepasliarkan merupakan hasil pemulangan kembali (repatriasi) kebun binatang di Inggris. Sementara kawasan Gunung Tilu dipilih sebagai lokasi karena dinilai layak.

Selain kawasan lindung, kata Sigit, kawasan tersebut juga memang sudah dihuni sejumlah populasi Owa Jawa. Dengan begitu, pelepasliaran diharapkan bisa menguatkan populasi Owa Jawa di lokasi tersebut.

Sigit menambahkan, dengan tambahan empat ekor Owa tersebut, sejauh ini pihaknya dan BBKSDA jabar sudah melepasliarkan total 56 Owa Jawa dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Ia berharap ke depan akan semakin banyak pihak-pihak termasuk kebun binatang yang ikut berpartisipasi dalam pelepasliaran guna menguatkan habitat asli Owa Jawa di Jabar.

Seperti diketahui, Owa Jawa merupakan primata anggota suku Hylobatidae. Satwa ini termasuk spesies yang langka karena populasinya dilansir banyak pihak hanya tersisa 1000-2000 ekor.

Habitat Owa Jawa tersebar terbatas atau Endemik di bagian Barat Pulau Jawa. Oleh karena itu, Jawa Barat lah yang menjadi habibat liar utama primata spesies H. moloch ini.

Dalam jumlah terbatas, Owa Jawa pun masih dihadapkan dengan berbagai ancaman. Tak hanya perburuan liar, namun penyelundupan pun tak jarang terjadi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat