kievskiy.org

Rawan Bencana, Leuwigajah Dikukuhkan Sebagai Kampung Siaga Bencana

PESERTA dibekali standar operasional prosedur penanganan kebencanaan berbasis masyarakat dalam simulasi kebencanaan.
PESERTA dibekali standar operasional prosedur penanganan kebencanaan berbasis masyarakat dalam simulasi kebencanaan.

CIMAHI, (PR).- Kelurahan Leuwigajah dikukuhkan sebagai Kampung Siaga Bencana (KSB) sesuai program Kementrian Sosial (Kemensos), Sabtu 27 Oktober 2018. Hal itu sebagai upaya meningkatkan mitigasi bencana dan melatih masyarakat melakukan penanggulangan bencana secara cepat untuk menekan resiko korban jiwa akibat bencana alam dan nonalam.

Penetapan KSB dilakukan setelah 3 hari kegiatan Peningkatan Kapasitas dan Wawasan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Cimahi tahun 2018 di Lapangan Poral Jalan Kihapit Kel. Leuwigajah Kota Cimahi. Selain penyuluhan tentang bencana, peserta juga dibekali standar operasional prosedur penanganan kebencanaan berbasis masyarakat yang dipraktekkan langsung.
Peserta kegiatan mencapai 60 orang masyarakat.

Terdiri dari tokoh masyarakat, agama, pemuda, dan pilar masyarakat lainnya yang mempunyai potensi untuk mengajak dan memotivasi masyarakat di Kelurahan Leuwigajah untuk meningkatkan wawasan dan kewaspadaan dalam menghadapi bencana sebanyak 60 orang.

Kepala Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DinsosP2KBP3A) Kota Cimahi, Erik Yudha Buana, melalui Kabid Sosial Agustus Fajar mengatakan, Kegiatan ditujukan sebagai upaya penanggulangan bencana berbasis masyarakat, dengan memanfaatkah sumber daya manusia yang terlatih dan sarana prasarana yang ada pada masyarakat.

"Dengan demikian, diharapkan dapat mengurangi resiko atau dampak yang mungkin timbul akibat peristiwa bencana," ujarnya.

Kelurahan Leuwigajah menjadi kelurahan kedua di Kota Cimahi setelah Cipageran yang ditetapkan sebagai KSB.

"Leuwigajah pernah ditimpa bencana nasional longsor sampah. Letak Leuwigajah juga berada di kawasan rawan bencana, terutama berpotensi bencan longsor, banjir, gempa, angin puting beliung," katanya.

Penetapan KBS juga dapat menjadi model penanggulangan bencana berbasis masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat yang prinsip utamanya mengutamakan kemandirian masyarakat.

"Masyarakat Leuwigajah mengharapkan pembentukan KSB sebagai antisipasi bencana bila sewaktu-waktu terjadi. Sehingga mereka siap melakukan antisipasi dan penanganan bencana untuk menekan korban lebih banyak," ucapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat