kievskiy.org

Sejarah Banjir di Kota Bandung, Alun-alun Pernah Digenangi Luapan Sungai Cikapundung 66 Tahun Lalu

FOTO yang dimuat Surat Kabar AID de Preangerbode terbitan 29 November 1952 memperlihatkan suasana Kampung Babakan Ciamis tergenang banjir akibat luapan Sungai Cikapundung pada 28 November 1952 (kiri). Anak-anak di antara orang dewasa mengungsi akibat permukiman mereka kebanjiran karena luapan Sungai Cikapundung.*
FOTO yang dimuat Surat Kabar AID de Preangerbode terbitan 29 November 1952 memperlihatkan suasana Kampung Babakan Ciamis tergenang banjir akibat luapan Sungai Cikapundung pada 28 November 1952 (kiri). Anak-anak di antara orang dewasa mengungsi akibat permukiman mereka kebanjiran karena luapan Sungai Cikapundung.*

SITUASI menjelang akhir tahun, ­merupakan masa-masa diguyur hujan lebat, termasuk di Kota Bandung pada bulan November 2018. Bahkan, ­Kota ­Bandung termasuk yang sering ­mengalami banjir di sejumlah tempat ­karena berbagai sebab.

Banjir besar pun berdasarkan sejumlah arsip surat kabar berbahasa Belanda yang dikumpulkan Pikiran Rakyat dari yang tersimpan di Koninklijke Bibliotheek Delpher Belanda, sebenarnya juga sudah melanda banyak tempat di Kota Bandung sejak puluhan tahun lalu.

Bahkan, kawasan pusat Kota Bandung berupa jalur yang kini dikenal sebagai Jalan Asia Afrika dan kawasan Alun-alun Bandung rupanya di masa lalu pernah ­mengalami banjir besar sekitar 66 tahun silam.

Banjir besar yang melanda kawasan pusat Kota Bandung tersebut, terjadi pada 28 November 1952 dan diberitakan surat kabar Algemeen Indisch dagblad: de Preangerbode terbitan 29 November 1952.

"Hujan lebat yang terjadi kemarin pagi sampai sore di wilayah hulu Sungai Cikapundung sejak pukul 19.00 menyebabkan banjir besar di pusat Kota Bandung." Demikian bunyi salah satu kalimat di berita itu.

Diberitakan, banjir besar ini dimulai dengan melanda Desa Babakan Ciamis (antara Jalan Wastukancana dan Pabrik Kina Bandung), Cibantar (antara Jalan Banceuy dan Jalan Braga), serta wilayah Pangarang (belakang Hotel Savoy Homann). Kondisi ini akibat meluapnya sejumlah hulu aliran air Sungai Cikapundung.

Dalam kejadian banjir itu, kata berita tersebut, puluhan tempat tinggal terendam dan terseret oleh arus air deras. Ratusan warga kampung terpaksa mengungsi dengan tergesa-gesa, sambil berupaya menyelamatkan harta yang paling berharga, lalu dikumpulkan bersama. Namun, banyak pula harta warga yang setelah dikemas, kemudian tenggelam dalam banjir itu.

Diceritakan pula, orang-orang kemudian mencari tempat-tempat yang lebih tinggi agar selamat dari arus banjir. Orang-orang yang kebanjiran di wilayah-wilayah tersebut, kemudian bertahan sampai sore di udara terbuka, sampai kemudian hujan reda.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat