kievskiy.org

Selamatkan Prasasti Curug Dago!

CURUG Dago.*/ADE BAYU INDRA/PR
CURUG Dago.*/ADE BAYU INDRA/PR

BANDUNG, (PR).- Kondisi kritis prasasti Curug Dago atau situs petilasan Raja Siam membutuhkan aksi penyelamatan yang cepat dan efektif. Selain ancaman utama dari air Sungai Cikapundung yang asam akibat tercemar kotoran sapi, situs itu juga makin terdesak oleh permukiman warga yang terus bertambah padat.

Situs Curug Dago berada di lahan seluas 3 hektare. Situs itu menjadi bagian dari kawasan yang dikelola Balai Taman Hutan Rakyat (Tahura) Djuanda. 

Kotoran sapi sebagai pencemar utama merupakan dampak dari buruknya manajemen peternakan di daerah-daerah yang mendekati hulu Sungai Cikapundung. Berdasarkan catatan Balai Tahura, kadar keasaman air Sungai Cikapundung bisa mencapai kisaran pH 4. 

Dikhawatirkan, air asam ini bakal merusak prasasti batu lewat proses pelapukan yang cepat. Banjir yang menenggelamkan prasasti batu bukan bencana yang jarang terjadi di kawasan tersebut.

Ketua Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) Wiwin Djuwita Ramelan menyatakan, penyelamatan situs Curug Dago mendesak dilakukan, tetapi tidak boleh dilakukan secara gegabah. Harus ada kajian menyeluruh untuk menentukan alternatif terbaik. Salah satu yang patut dipertimbangkan adalah pemindahan prasasti batu dari lokasi asli.

”Penyelamatan harus diawali dengan kajian. Wajib itu. Tidak bisa kita main comot. Apakah mau dipindahkan ke museum atau tetap di situ, terserah. Yang pokok, harus ada kajian yang melibatkan berbagai pakar,” katanya di sela-sela diskusi bertema Penyelamatan Curug Dago, Kamis, 14 Maret 2019. 

Prasasti Curug Dago berupa dua bongkah batu yang bertuliskan huruf Siam. Masing-masing dibuat dalam kunjungan dua Raja Siam atau Thailand, yakni Rama V pada tahun 1896 dan Rama VII tahun 1901. 

Beberapa upaya pelindungan yang sudah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir di antaranya adalah pembuatan cungkup dan pembangunan turap di tebing sungai untuk menghindarkan dampak buruk erosi.

Selain ancaman pencemaran kotoran sapi, situs Curug Dago juga terdesak oleh makin padatnya permukiman. Salah satu dampak paling merusak adalah kebiasaan buruk warga membuang sampah ke sungai.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat