kievskiy.org

Deteksi Dini, ASN Cimahi Paling Banyak Alami Hipertensi dan Potensi Obesitas

DINKES Kota Cimahi melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap aparatur sipil negara (ASN) Pemkot Cimahi di  Aula Gedung B, Kompleks Pemkot Cimahi, Jalan Raden Demang Harjakusumah, Selasa, 19 Maret 2019.*/RIRIN NF/PR
DINKES Kota Cimahi melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap aparatur sipil negara (ASN) Pemkot Cimahi di Aula Gedung B, Kompleks Pemkot Cimahi, Jalan Raden Demang Harjakusumah, Selasa, 19 Maret 2019.*/RIRIN NF/PR

CIMAHI, (PR).- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap aparatur sipil negara (ASN) Pemkot Cimahi di
Aula Gedung B, Kompleks Pemkot Cimahi, Jalan Raden Demang Harjakusumah, Selasa, 19 Maret 2019. Dari hasil pemeriksaan, didapati adanya
potensi terkena penyakit tidak menular (PTM). 

Dengan begitu, mayoritas peserta pemeriksaan kesehatan disarankan untuk meningkatkan kualitas kesehatan dengan menerapkan gaya hidup
sehat. 

Pemeriksaan kesehatan dilakukan bergiliran untuk seluruh ASN, termasuk para pejabat. Sasarannya yaitu 1.200 orang ASN yang bertugas di
lingkungan Kompleks Pemkot Cimahi. Pemeriksaan meliputi tensi darah, berat dan tinggi badan, cek darah terkait kadar kolesterol, gula darah, serta
deteksi kesehatan jiwa.

Kepala Dinkes Kota Cimahi drg. Pratiwi mengatakan, tes kesehatan kali ini merupakan lanjutan skrining kesehatan terhadap para ASN pada 2018
lalu. "Menjadi agenda rutin setiap tahun sehingga dapat tergambar perkembangan kesehatan para ASN," ujarnya. 

Berdasarkan data Dinkes Kota Cimahi, hasil deteksi dini pengendalian penyakit tidak menular kelompok khusus ASN Pemkot Cimahi tahun 2018,
diantaranya ASN masuk kategori obesitas 33,22 %, kurang aktivitas fisik 41,24%, persentase ASN merokok 32,76%, termasuk banyak ASN yang
kurang makan buah dan sayur.

"Data tahun 2018 hasil skrining jajaran ASN, kasus paling banyak terutama hipertensi dan resiko penyakit paling tinggi obesitas. Data ini menjadi
acuan tahun selanjutnya dan hasilnya cukup menyamai di tahun ini," ucap Pratiwi. 

Belakangan, PTM tidak hanya menyerang orang lanjut usia, tapi juga banyak mengenai masyarakat usia produktif. Pencegahan menjadi penting
untuk menjaga kesehatan, karena pengobatan akan memakan biaya tidak sedikit jika tidak dicegah sedari awal.

"Penyakit tidak menular jika tidak segera ditangani bisa menimbulkan komplikasi, misalnya stroke sebagai penyebab kematian tertinggi saat ini.
Tentunya memakan banyak biaya untuk pengobatan, disamping menurunkan produktivitas para ASN," ungkapnya.

Setelah mengetahui hasil tes kesehatan masing-masing, pihaknya menyarankan agar hasil tes tersebut menjadi acuan bagi ASN untuk memperbaiki
pola dan gaya hidup. "Sudah harus menerapkan gaya hidup sehat. Makan makanan sehat dan bergizi, aktivitas gerak fisik ditingkatkan, serta cukup
istirahat. Tidak bisa dibantu orang lain, tapi harus diubah oleh sendiri," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat