kievskiy.org

Underground, Ujungberung, dan Kisah Abadi tentang Do It Yourself

METAL head Bandung/YUSUF WIJANARKO/PR
METAL head Bandung/YUSUF WIJANARKO/PR

KETIKA mendengar frasa ”underground” atau ”bawah tanah”, orang kebanyakan selalu mengaitkannya dengan segala sesuatu yang bersifat negatif: obat-obatan terlarang, minuman keras, dan seks bebas.

Stigma itu pulalah yang tersemat kepada Ujungberung Rebels. Ternyata, semua itu salah. Sekelompok anak muda berpakai­an serbahitam dengan gitar di punggung, kini, bukanlah pemandangan aneh di Ujungberung.

Begitu pula dengan keberadaan pria-pria berpakaian pangsi, lengkap dengan iket. Kecamatan paling timur di Kota Bandung itu memang dikenal sebagai pusat perkembangan seni dan budaya, mulai dari seni tradisional hingga komunitas musik bawah tanah.

Pernah mendengar tentang seni bela diri tradisional benjang? Seorang sesepuh benjang mengklaim bahwa seni bela diri tradisional itu sudah ada sejak tahun 1820.

Pusatnya di mana lagi kalau bukan Ujungberung. Setidaknya, terdapat dua tempat di Ujungberung yang menjadi pusat perkembangan benjang yaitu Desa Ciwaru dan Cibolerang, Cinunuk.

Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat bahkan memasukkan 25 tempat di Ujungberung sebagai lokasi pergelaran benjang.

Selain benjang yang bentuknya seperti olah raga gulat, Ujungberung juga dikenal sebagai pusat perkembangan seni pantun, karinding, bengberokan, pencak silat, dan kecapi suling.

Semuanya berkembang di wilayah-wilayah tertentu di Ujungberung, melalui regenerasi dan moder­nisasi hingga menular ke kawasan Bandung lainnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat