kievskiy.org

Studi Kelayakan Pembangunan Underpass Masjid Agung Bandung Dimulai

ALUN-alun Bandung.*/DOK.PR
ALUN-alun Bandung.*/DOK.PR

BANDUNG, (PR).- Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung memulai studi kelayakan pembangunan jalur lintas bawah Masjid Agung Bandung. Proyek ini menjadi salah satu infrastruktur yang ditawarkan Pemerintah Kota Bandung untuk dibiayai Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

“Beberapa kali pertemuan itu provinsi minta proyek-proyek mana saja yang ingin di-support. Memang salah satunya (lintas bawah) itu, kan wajah Kota Bandung juga, Alun-alun itu. Jadi kita juga punya kepentingan bisa memecah kemacetan (di wilayah itu),” ujar Wakil Wali Kota Yana Mulyana, di Balai Kota Bandung ketika ditemui Minggu, 24 Maret 2019.

Proyek lintas bawah yang melewati bagian bawah teras Masjid Agung Bandung itu merupakan satu dari sembilan poin yang diusulkan Pemerintah Kota Bandung saat rapat Koordinasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (KOPDAR) Provinsi Jawa Barat, di The Green Forest Resort pada 4 Maret 2019.

Yana optimistis seluruh usulan kebutuhan infrastruktur Kota Bandung itu akan terealisasi, mengingat nilai permohonan anggaran Kota Bandung relatif lebih kecil dibandingkan beberapa daerah lainnya di Jawa Barat dengan total pengajuan anggaran Rp256.146.986.492.

Selain berfungsi untuk mengurai kemacetan di pusat kota Bandung itu, lintas bawah itu juga akan terhubung dengan basemen Alun-alun Bandung. “Jadi bisa lebih nyaman juga bagi publik dan wisatawan yang mengunjungi alun-alun. Basemen juga akan dioptimalkan, supaya bisa lebih baik, lebih nyaman. Pada dasarnya kita harapkan FS dan DED-nya tahun ini bisa mulai dibuat,” tuturnya.

Sebelumnya, saat menjabat Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung, Arif Prasetya menyebut proyek lintas bawah pertama di Kota Bandung itu sudah memasuki studi kelayakan (feasibility study/ FS).

Dari gambaran awal, lintas bawah akan dimulai dari area sekitar simpang Jalan Dewi Sartika-Jalan Kapatihan. Jalan searah yang dirancang dua jalur itu akan muncul ke permukaan di Jalan Banceuy, sekitar persimpangan Jalan Banceuy-Jalan ABC. Lokasi itu dipilih untuk menghindari kawasan cagar budaya di kawasan Alun-alun dan sekitarnya.

“Hampir dekat persimpangan Kapatihan, jalur mulai turun, keluar Banceuy mau persimpangan. Insyaallah dua lajur. Tetapi masih ada satu lajur sisa (di permukaan). Kita menghindari wajah dari heritage, di situ kan ada kantor pos dan lain-lain, yang tidak bisa kita ganggu. Itu juga jadi alasan kenapa kita mundur dari (Parahyangan) Plaza,” ujar Arif, beberapa waktu lalu.

Pertimbangan juga dilakukan pada kedalaman jalur lintas bawah sekaligus membuat basemen lebih hidup. “Kita menghindari dari tiang menara (masjid), itu kan tidak bisa ditabrak oleh kita, jadi kita akan membuat di basemen kedua. Jadi dari underpass itu nyambung ke basemen,” tutur Arif.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat