kievskiy.org

Hengky Kurniawan: Insinerator Solusi Masalah Sampah di Bandung Barat

Tumpukan Sampah di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, beberapa waktu lalu.*/DEDEN IMAN/PR
Tumpukan Sampah di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, beberapa waktu lalu.*/DEDEN IMAN/PR

NGAMPRAH, (PR).- Pembangunan insinerator sampah di wilayah Kabupaten Bandung Barat diharapkan bisa menekan jumlah sampah yang selama ini tidak terangkut karena berbagai keterbatasan. Pasalnya, pengangkutan sampah oleh Pemerintah Kabupaten Bandung Barat terkendala oleh sejumlah persoalan.

Wakil Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan mengakui, pengangkutan sampah oleh pemerintah daerah dihadapkan pada beberapa persoalan. Dengan wilayah yang luas, jumlah sumber daya manusia dan armada sampah yang ada saat ini masih cukup terbatas. Pun demikian dengan anggaran yang ada.

"Masalah sampah ini juga perlu adanya pelibatan masyarakat, karena tidak mungkin bisa diatasi oleh pemerintah sendirian," kata Hengky di Lembang, baru-baru ini. 

Oleh karena itu, dia menilai, pembangunan insinerator sampah dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan sampah di Bandung Barat. Menurut dia, sejauh ini sudah ada pembicaraan untuk pembangunan insinerator dengan investor dari Hunggaria dan Malaysia.

Pembicaraan lebih lanjut mengenai pembangunan insinerator oleh investor itu, terang dia, rencananya akan dilakukan setelah bulan puasa. Termasuk di antaranya pembicaraan menggenai kajiannya. "Kalau Hungaria menawarkan adanya penyertaan modal dari Pemkab Bandung Barat, kalau Malaysia seluruh pembiayaan ditanggung oleh mereka," ucapnya.

Selain itu, Hengky juga mewacanakan penerapan larangan penggunaan kantong plastik seperti di daerah lain. Akan tetapi, hal tersebut perlu dibicarakan dengan bupati terlebih dahulu.

"Secara pribadi, di media sosial sudah dikampanyekan untuk menekan penggunaan kantong plastik," tuturnya.

Komandan Sektor 22 Citarum Harum Kolonel Asep Rahman Taufik menyatakan, di wilayah Lembang sudah dibangun dua unit insinerator, yakni di Desa Kayuambon dan Gudangkahuripan. Kapasitas insinerator di Kayuambon bisa membakar sampah sebanyak 600 kilogram sampah per jam, sedangkan di Gudangkahuripan sebanyak 800 kilogram.

Meskipun penggunaan insinerator masih menjadi pro dan kontra, Asep berharap di setiap desa terdapat insenerator. Pasalnya, masalah sampah dianggap sudah darurat dan perlu penanganan yang cepat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat