BANDUNG, (PR),- Sebagai rumah sakit pusat rujukan nasional, Rumah Sakit dr Hasan Sadikin atau RSHS siap melayani pasien dengan indikasi terkena monkeypox. Akses masuk melalui rawat jalan dan IGD sesuai indikasi medis siap dibuka. RSHS memiliki ruang isolasi yang dapat digunakan untuk merawat pasien dengan monkeypox baik di IGD, lnstalasi Rawat lnap (dewasa dan anak) dengan jumlah 9 ranjang.
Diektur utama RSHS dr Nina Susana Dewi mengatakan, sesuai surat edaran dari Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, rumah sakit dan puskesmas bertugas menyebarluaskan informasi mengenai monkeypox; serta melayani pasien suspek monkeypox sesuai prosedur dan berpusat pada keselamatan pasien serta petugas kesehatan.
"Adapun jika menemukan kasus suspek monkeypox, segera dilaporkan juga ke Dinas Kesehatan Provisi Jawa Barat," kata dia dalam jumpa persnya di RSHS Jalan Pasteur, Kota Bandung, Jumat 17 Mei 2019.
Menurut dia, gejala penyakit ini mirip dengan smallpox (cacar) namun lebih ringan. Masa inkubasi 5-21 hari, gejala yang timbul berupa demam, sakit kepala hebat‚ limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot dan lemas. Ruam pada kulit muncul pada wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ruam ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (markulopapula), lepuh berisi cairan bening (vesikel), lepuh berisi nanah (pastule), kemudian mengeras.
"Biasanya diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai ruam tersebut menghilang, " ujar dia.
Monkeypox biasanya merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung selama 4-21 hari. Kasus yang parah lebih sering terjadi pada anak-anak dan terkait dengan tingkat paparan virus, status kesehatan pasie,n dan tingkat keparahan komplikasi. Kasus kematian bervariasi tetapi kurang dari 10% kasus yang dilaporkan, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak.
"Secara umum, kelompok usia yang lebih muda tampaknya lebih rentan terhadap penyakit monkeypox," kata dia.
Ditularkan hewan pengerat
Berdasarkan data WHO, Afrika Tengah, dan Afrika Barat merupakan daerah endemis monkeypox. Penyakit ini ditularkan oleh hewan terutama hewan pengerat yang mengandung virus monkeypox. Penularan terjadi melalui gigitan, cakaran, kontak langsung dengan darah, cairan tubuh atau lesi di kulit atau mukosa hewan, dan makan daging yang tidak dimasak dengan baik. Penularan dari manusia ke manusia bisa dimungkinkan namun sangat terbatas, melalui sekret pernapasan, atau lesi pada kulit.