kievskiy.org

Standard Keselamatan Warga dan Wisatawan di Sekitar Gunung Tangkubanparahu Perlu Dievaluasi

GUBERNUR Jawa Barat Ridwan Kamil didampingi petugas PVMBG melakukan pemantauan di Pos Pemantauan Gunungapi Tangkubanparahu, Kabupaten Subang, Senin, 29 Juli 2019.*/HENDRO SUSILO/PR
GUBERNUR Jawa Barat Ridwan Kamil didampingi petugas PVMBG melakukan pemantauan di Pos Pemantauan Gunungapi Tangkubanparahu, Kabupaten Subang, Senin, 29 Juli 2019.*/HENDRO SUSILO/PR

SUBANG, (PR).- Erupsi Gunung Tangkubanparahu pada 26 Juli 2019 lalu memberi pelajaran bagi semua pihak dalam pelaksanaan prosedur keselamatan. Meskipun tak ada korban jiwa, saat erupsi terjadi peringatan bagi wisatawan terbilang terlambat. Penduduk sekitar pun tidak mendapat peringatan dini.

Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, standard operasional prosedur (SOP) keselamatan pengunjung Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkubanparahu perlu dievaluasi. Oleh karena itu, dia mengaku bakal menggelar rapat koordinasi dengan para pemangku kepentingan.

"Prosedur evakuasi, saya minta SOP-nya dilengkapi. Salah satunya kan posisi parkir harus menghadap ke jalan, mulut mobilnya, supaya langsung kalau ada kejadian bisa dilaksanakan (evakuasi)," kata Ridwan Kamil, seusai meninjau Gunung Tangkubanparahu, Subang, Senin, 29 Juli 2019.

Kapasitas tempat parkir, lanjut dia, juga akan dipastikan kembali jumlahnya. Pun demikian dengan jalur evakuasi, yang bakal dibahas dalam rapat koordinasi. Setelah dirapatkan, dia mengaku bakal mengumumkan hasilnya, termasuk kepastian kapan tempat wisata tersebut dapat dibuka kembali.

"(Peringatan dini bagi warga sekitar) juga menjadi pelajaran bagi kami. Jangan terlena oleh rutinitas, sehingga prosesur yang ada diabaikan. Nanti kami sempurnakan, khususnya untuk pengelola di sini, jadi punya radius kerja sama peringatan. Soalnya, ini kan wisata alam yang aktif. Jadi, prosedur radius komunikasinya juga harus sesuai jarak yang diperkirakan," katanya.

Setelah melakukan pengamatan dan pemantauan, Ridwan Kamil berpendapat, pengunjung sudah bisa datang ke Tangkubanparahu. Dengan catatan, pengelola memiliki kesiapan dalam melakukan proses evakuasi pengunjung. Dalam satu atau dua hari, kata dia, Tangkubanparahu mungkin akan dibuka lagi secara resmi.

"Harapan pengelola, dibuka secepatnya. Namun, saya juga harus mendengarkan dari lembaga vulkanologi, bagaimana situasinya. Nanti baru kami ambil keputusan. Jangan sampai kami membuka, ternyata aspek keamanan dan potensi erupsinya belum bener-bener bisa diprediksi. Jadi, safety first, keamanan nomor satu," katanya.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani mengatakan, berdasarkan data aktual yang dimiliki, kondisi Tangkubanparahu masih fluktuatif. Namun, aktivitas gunung cenderung mengalami penurunan. Saat ini, kata dia, status Tangkubanparahu masih di level 1 atau normal.

"Namun, jarak ancamannya sekitar 500 meter dari pusat kawah atau 100 meter dari dinding kawah. Itu yang masih ada ancaman, jika terjadi erupsi tiba-tiba. Itu ancamannya masih cukup besar, berupa gas-gas vulkanik, gas-gas berbahaya, juga ada semburan lumpur, dan mungkin abu tebal. Itu yang perlu dipertimbangkan," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat