BANDUNG, (PR).- Mengenang berpulangnya kyai kharismatik KH Maemun Zubair, Polda Jabar bersama Forkopimda menggelar salat gaib. Salat gaib ini dilaksanakan di Masjid Al Amman, Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Rabu 7 Agustus 2019.
Salat gaib tersebut dipimpin oleh Ketua MUI Jawa Barat, Rahmat Syafi'i, dan diikuti oleh semua tamu undangan yang hadir. Tampak Kapolda Jabar Inspektur Jenderal Rudy Sufahriadi, Pangdam III/Siliwangi Mayor Jenderal Tri Soewandono, dan Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
"Mbah Moen merupakan tokoh bangsa yang memiliki jasa-jasa yang tak bisa dilupakan. Karena itu kita lakukan salat gaib untuk mendoakan beliau yang Insya Allah meninggal dunia dengan khusnul khatimah," kata Kapolda Jabar di sela-sela acara.
Selain salat gaib, pada hari tersebut diadakan pula tabligh akbar dan istigasah demi menjaga silaturahmi ulama dan umara, khususnya yang ada di Jawa Barat yang bertujuan membangun persatuan umat serta komunikasi intelektual, spiritual, dan sosial.
"Tujuan lainnya adalah guna mempererat hubungan dalam bertoleransi dan kerukunan antara umat beragama. Hal ini dikarenakan Islam adalah agama yang rahmatan lil aalamin yang mengajak pada kedamaian dan menghargai perbedaan," ucapnya
Diharapkan lanjut Rudy situasi khamtibmas di wilayah hukum Polda Jabar akan semakin aman, tentram dan kondusif. "Pada zaman pra kemerdekaan peran ulama dan tokoh masyarakat amatlah penting saat melawan penjajah. Sehingga jasa mereka bagi kemerdekaan Indonesia tidak boleh dihilangkan begitu saja," katanya.
Lebih lanjut Rudy mengatakan, pada awal kemerdekaan banyak tokoh dari kalangan agama dan daerah ikut mempersiapkan kemerdekaan. "Mereka juga aktif dalam parlemen dan pemerintahan, sehingga harus disadari bersama, bahwa kemerdekaan yang kita nikmati saat ini yaitu berkat para pendahulu kita," ucapnya.
Pendahulu kita pun selalu mengedepankan persatuan demi berjuang meraih kemerdekaan. "Apa yang telah dilakukan para pendahulu, tentunya menjadi teladan bahwa untuk meraih sesuatu yang besar perlu adanya rasa persatuan dan kesatuan. Indonesia sebagai bangsa yang besar dengan latar belakang masyarakat yang beragam akan lebih maju lagi bila masyarakatnya bersatu, tidak terpecah- pecah," ucapnya.
Meski demikian Rudy pun mengakui bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dan dimungkinkan dalam bingkai NKRI. "Namun perbedaan tersebut perlu kita sikapi dengan baik, sebagai khasanah kekayaan potensi dan budaya bangsa," katanya.