kievskiy.org

Rangganis, Rumah Singgah untuk Transit Warga Jawa Barat saat Berobat ke RS di Bandung

*/DOK. HUMAS JABAR
*/DOK. HUMAS JABAR

BANDUNG,(PR).- Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama komunitas masyarakat Jabar Bergerak membentuk Rumah Singgah Humanis (Rangganis) di Jalan Wastukancana No 73, Kota Bandung. Rumah yang asalnya kantor Dinas Perhubungan dipugar menjadi sebuah rumah singgah yang nyaman untuk mereka transit dalam menjalankan proses pengobatan di rumah sakit seperti kemoterapi maupun cuci darah.

Rangganis dibangun agar jangan sampai pasien yang tengah terapi harus tidur di koridor rumah sakit atau terlunta-lunta karena tidak memiliki biaya untuk menginap. Sebanyak 28 tempat tidur yang di antaranya khusus pasien anak disediakan di tambah dengan ruang berkumpul dan ruang makan serta ruang literasi. Selain itu, ruangan pun mendapat sentuhan seni budaya. Di antaranya adanya instalasi foto, peta bangunan dan aksara Sunda yang pada intinya menyemangati para pasien yang sedang menjalani pengobatan.

"Rumah singgah ini bukan rumah perawatan. Untuk perawatan dan pengobatan dilakukan di rumah sakit semuanya. Kami juga sediakan penjemputan dari dan menuju rumah sakit dari rumah singgah ini," kata Ketua Jabar Bergerak Atalia Praratya Kamil usai peresmian, Selasa, 20 Agustus 2019.

Menurut dia, untuk sementara Rangganis akan menerima rujukan dari RSUP dr Hasan Sadikin namun tidak menutup kemungkinan akan menerima pasien dari rumah sakit lainnya kedepanya. Saat ini Rangganis telah ditempati 3-4 pasien dari RSHS.

"Harapan saya adalah mudah-mudahan Ini betul-betul bisa memberikan solusi bagi teman-teman kita yang saat ini sedang berobat begitu supaya mereka tidak banyak lagi ada di koridor-koridor rumah sakit. Alhamdulillah juga donasi dari warga masyarakat ini adalah murni bentuk kolaborasi dari seluruh warga masyarakat Jawa Barat," ujar dia.

Sementara itu, Gubernur Jabar Ridwan Kamil usai meresmikan Rangganis menuturkan, Rangganis untuk warga khususnya Jawa Barat dari pelosok-pelosok yang kalau harus berobat utamanya ke RSHS yang selalu kebingungan karena kalau harus pulang terlalu jauh, 4 sampai 8 jam. Padahal mereka harus mengikuti terapi pengobatan di hari berikutnya. Biasanya mereka kesusahan tidak punya uang untuk menginap di hotel atau kalau menggelandang juga tidak baik bagi pasien.

"Kami hadirkan sebuah solusi datang ke tempat ini. Gratis nanti menginap di sini sesuai keperluannya nanti hari esoknya datang lagi ke RSHS untuk berobat sampai selesai kemudian baru kembali ke daerahnya kira-kira begitu. Mudah-mudahan kehadiran Ini bisa memberikan manfaat bahwa negara hadir pada masalah warga," ujar dia.

Diakui Ridwan, rumah singgah tersebut merupakan ide yang sudah lama diungkapkan namun karena belum ketemu lokasinya, ada lokasi tapi jauh dari RSHS dan sebagainya. Lokasi yang merupakan bagunan herritage tersebut diputuskan jadi rumah singgah karena lokasi tidak jauh dari RSHS yang dikerjakan selama 4-5 bulan.

"Total sementara 28 kasur ya kalau nanti kurang nanti kita terus upayakan dan datang ke sini juga ada layanan psikososial kalau dia butuh curhat karena stress karena galau apa. Selain menginapnya juga ada dari tim kemanusiaan. Saya ucapkan terima kasih mudah-mudahan inilah wajah Indonesia yang yang harus banyak diberitakan, tentang kemanusiaan, tentang solidaritas, tentang toleransi dan lain-lain sehingga masyarakat merasa makin bahagia dan nyaman tinggal di Jawa Barat," ujar dia.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat