MUSIM kemarau tidak hanya memicu krisis air. Suhu yang meningkat tajam, ternyata memudahkan percikan api. Gesekan dahan-dahan kering pun mampu memunculkan kebakaran. Akibatnya sejumlah hutan dan lahan, di beberapa gunung hangus terbakar.
Di Jawa Barat pun terkena kebakaran hutan dan lahan. Gunung Ciremai tidak luput dari kebakaran. Disusul Gunung Papandayan dan Guntur. Tidak ketinggalan Gunung Tampomas dilalap api.
![](https://static.pikiran-rakyat.com/public/medium/public/2019/10/tHrA0bKrGMGZ5p5is7vxLJvXckUVM0SIFrGfh3us.jpeg)
Di wilayah Bandung, justru 23 lahan hutan hangus terbakar tidak kurang dari tiga bulan. Gunung Hawu dan Gunung Singa yang lokasinya berdekatan terbakar dalam rentang tidak terlalu lama. Demikian juga dengan Gunung Malabar dan Gunung Sadu mengalami nasib serupa.
Yang mengejutkan, kawasan wisata semacam Gunung Puntang dan Gunung Patahu yang terkenal dengan kawah putinya, terpaksa harus ditutup sementara karena bencana kebakaran. Keruan saja hal itu sangat mengkawatirkan. Karena, jika sulit dikendalikan maka bisa melumpuhkan sektor wisata.
![](https://static.pikiran-rakyat.com/public/medium/public/2019/10/DJYvT4YaJi2gjSQRUjqYd5MLt35I2INJqxSkiyv4.jpeg)
Upaya pemadaman terus dilakukan. Walau petugas harus menghadapi berbagai kendala. Seperti medan yang berat dan peralatan yang sangat terbatas. Belum lagi faktor cuaca, yang panas dan angin bertiup kencang. Itu sangat merepotkan petugas di lapangan.
Namun, petugas pemadam kebakaran dibantu anggota TNI, Polri dan masyarakat pantang menyerah. Di Majalengka malah ada seorang relawan yang harus meregang nyawa karena berjuang memadamkan kebakaran di hutan.
![](https://static.pikiran-rakyat.com/public/medium/public/2019/10/G3DmXnFD9jyXfhlJRIXiaib24WgTv7P3ZZNKhxj0.jpeg)