kievskiy.org

Aliran Menyimpang, Ibadah Haji Cukup ke Gunung

SEJUMLAH anggota ormas Islam mengikuti sarasehan kerukunan umat beragama Kabupaten Bandung yang digelar MUI Kabupaten Bandung, Kamis 16 Oktober 2019.*/SARNAPI/PR
SEJUMLAH anggota ormas Islam mengikuti sarasehan kerukunan umat beragama Kabupaten Bandung yang digelar MUI Kabupaten Bandung, Kamis 16 Oktober 2019.*/SARNAPI/PR

SOREANG,(PR).- Kemajuan teknologi dan informasi ternyata menyuburkan juga aliran keagamaan menyimpang. Hal itu disebabkan masyarakat belajar langsung masalah keagamaan melalui media komunikasi, namun sudah merasa paling benar dalam beragama.

"Teknologi komunikasi dan informasi bukan sekadar memudahkan masyarakat, namun juga bisa memunculkan maraknya aliran menyimpang," kata Kepala Kemenag Kabupaten Bandung, Asep Ismail, dalam sarasehan kerukunan umat beragama Kabupaten Bandung yang digelar MUI Kabupaten Bandung, Kamis 16 Oktober 2019.

Dalam acara di Gedung Ormas Islam, Asep Ismail menambahkan, masyarakat makin mudah untuk belajar ilmu agama melalui media dalam jaringan (daring/online).

"Kalau ada masalah agama tidak bertanya kepada guru, kiai atau ustaz melainkan langsung kepada internet. Tentunya bisa bermanfaat sekaligus mudarat," katanya dalam acara dihadiri Kepala Kesbangpol Kabupaten Bandung, Elang Iman Irianto Sujana dan Kasat Binmas Polres Bandung, Sururi.

Asep Ismail mengatakan, karena belajar tidak dengan guru melainkan teknologi sehingga menyerap semua informasi termasuk informasi yang menyesatkan. 
"Akhirnya muncul aliran keagamaan yang aneh misalnya haji tak perlu ke tanah suci melainkan cukup manasik di tanah air seperti ke gunung," ujarnya.

Sedangkan Iman Irianto mengatakan, MUI maupun Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) memiliki peran penting dalam menjaga kerukunan baik di internal maupun antar umat beragama. "Alhamdulillah selama ini kerukunan umat beragama di Kabupaten Bandung berjalan dengan baik. Semoga kondisi ini tetap dipelihara," ucapnya.

Iman juga mengajak alim ulama untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan di Kabupaten Bandung apalagi menjelang pemilihan kepala desa serentak. "Situasi jelang Pilkades pada 26 Oktober mendatang sudah mulai memanas khususnya antar tim sukses. Sudah terjadi gesekan di Desa Kopo (Kecamatan Kutawaringin), Desa Karang tunggal (Paseh), dan beberapa desa lainnya," katanya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat