kievskiy.org

Status Gunung Tangkuban Parahu Turun ke Level I, Ridwan Kamil Dukung Akses Wisatawan Dibuka Kembali

GUBERNUR Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil meninjau langsung kondisi terkini Gunung Tangkuban Parahu di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Senin 29 Juli 2019.*/DOK. HUMAS PEMPROV JABAR
GUBERNUR Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil meninjau langsung kondisi terkini Gunung Tangkuban Parahu di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Senin 29 Juli 2019.*/DOK. HUMAS PEMPROV JABAR

BANDUNG, (PR).- Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mendukung taman kawasan wisata Gunung Tangkuban Parahu untuk dibuka kembali. Hal itu tentu baru bisa dilakukan jika rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sudah terbit.

Wacana pembukaan wisata terkait dengan penurunan aktivitas Gunung Tangkuban Parahu dari level ll atau waspada menjadi level l atau aktif normal. Status itu sudah ditetapkan PVMBG pada Senin, 21 Oktober 2019.

"Pada dasarnya, Tangkuban Parahu kan andalan (wisata) Jabar. Kalau bisa dibuka kembali, saya akan dukung, " ujar Ridwan kepada wartawan di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Senin, 21 Oktober 2019.

Ia mengatakan, rapat untuk membahas pembukaan kawasan wisata tersebut baru dilakukan pada Rabu, 23 Oktober 2019. “Tapi, secara ilmiah, PVMBG (menyatakan) aman, maka akan kita viralkan, warga bisa ke sana. Kita umumkan," katanya.

PVMBG menyatakan tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu turun dari level ll waspada ke level I atau aktif normal mulai 21 Oktober 2019, pukul 09.00. Penetapan status itu berdasarkan hasil evaluasi tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu sejak 1 September 2019 hingga 20 Oktober 2019.

Dalam surat resmi PVMBG kepada BNPB, Gubernur Jawa Barat, Bupati Subang, dan Bupati Bandung Barat, Kepala PVMBG, Kasbani, menuturkan, pengamatan freatik berupa letusan abu dan lumpur sudah tidak teramati dalam satu bulan terakhir. Aktivitas visual berupa hembusan gas atau uap air dari dasar Kawah Ratu memperlihatkan warna putih tipis dengan ketinggian rata-rata 50 meter.

Hasil pengamatan yang jadi landasan penurunan status Gunung Tangkuban Parahu

Berdasarkan pengamatan instrumental, hembusan gempa-gempa vulkanik masih terekam dengan kecenderungan energi yang terus menurun. Pengamatan deformasi melalui pengukuran jarak miring dengan EBM menunjukan  defiasi  atau pengempisan pada tubuh Gunung Tangkuban Parahu. Itu mengindikasikan saat ini tidak ada pergerakan magma ke permukaan.

Sementara, pengukuran konsentrasi gas vulkanik SO2 dan H2S menunjukkan nilai di bawah ambang batas yang membahayakan. Pengukuran rasio gas H2S/SO2 menunjukkan bahwa saat ini aktivitas lebih dominan berasal dari hidrothermal pada kedalaman dangkal. Meski demikian, Kasbani tetap meminta semua pihak waspada.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat