kievskiy.org

Resya Setiawan, Bocah Asal Tasikmalaya Didiagnosa Menderita Keganasan

Resya Setiawan (10), bocah asal Kabupaten Tasikmalaya dirawat di salah satu Ruang Kenanga, Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin, Bandung. Resya didiagnosa keganasan dengan indikasi adanya pembesaran organ dalam perutnya sehingga menghimpit saluran pernafasannya.*/NOVIANTI NURULLIAH/PR
Resya Setiawan (10), bocah asal Kabupaten Tasikmalaya dirawat di salah satu Ruang Kenanga, Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin, Bandung. Resya didiagnosa keganasan dengan indikasi adanya pembesaran organ dalam perutnya sehingga menghimpit saluran pernafasannya.*/NOVIANTI NURULLIAH/PR

DI salah satu Ruang Kenanga, Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin, Resya Setiawan (10), bocah asal Kabupaten Tasikmalaya tergolek lemas dengan selang infus yang menempel di mulut dan hidungnya. Pandangannya kosong dan sesekali menutup matanya lebih lama, kemudian membukanya kembali.

Badannya kurus, lengannya layaknya tulang yang terbungkus kulit. Sementara perutnya terlihat lebih dominan membusung di banding anggota tubuh lainnya sehingga guratan pembuluh darah terlihat nyata di kulit perutnya.

Sabtu, 16 November 2019 sore, Resya sudah hampir satu pekan dirawat di RSHS ditemani uak dan kakeknya, Husen (63). Dokter jaga di akhir pekan telah selesai memeriksa kondisi umum Resya, sehingga belum ada keterangan resmi mengenai penyakit yang diderita Resya tersebut.

Menurut keterangan salah seorang petugas, Resya didiagnosa keganasan dengan indikasi adanya pembesaran organ dalam perutnya sehingga menghimpit saluran pernafasannya. Namun untuk keterangan resmi dokter, dipastikan pada Senin, 18 November 2019.

Sang kakek yang mengaku tidak bisa baca tulis itu pun tak paham dengan penyakit yang didera sang cucu. 

"Soal sakit apa saya juga tidak tahu. Tapi awalnya mah pas awal tahun kemarin, cucu saya ini berenang kemudian mengeluhkan sakit di bagian perut kanan atas. Pas diperiksa ada benjolan," kata warga Kampung Sukaasih, Desa Sukamenak, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya itu. 

Husen sempat membawa Sang cucu pada klinik di sekitar rumah mereka, dan Resya pun dirujuk ke RSHS untuk berobat jalan dengan durasi dua kali sebulan sejak April lalu. Sejak April pula, Resya pun sekolahnya terhenti karena kondisi mulai memburuk sehingga harus menjalani rawat jalan. 

"Nyeuri, sesek nafas kedah ku oksigen. Sampean oge bengkak," tutur dia. 

Setelah Resya mendapatkan penanganan di RSHS, Husen sangat berharap keajaiban terjadi buat cucunya. Husen ingin Resya sehat sehingga bisa kembali ke sekolah. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat