PIKIRAN RAKYAT - Warga Cililin menyebut Kampung Jati di Desa Cililin sebagai Kampung Radio. Padahal, tidak ada stasiun radio yang mengudara di sana.
Namun, di kampung itu, pernah berdiri pusat telekomunikasi yang gelombangnya bisa terdengar hingga ke negara-negara di Eropa Barat.
Di atas tanah seluas 37 hektare, gedung Bedrief yang kemudian disebut gedung Telekomunikasi bernama Telepoonken mulai beroperasi pada 1914.
Baca Juga: Buntut Panjang Laporan Rizky Febian, Polisi Ungkap Kemungkinan Racun di Tubuh Lina Jubaedah
Baca Juga: Jadi Induk bagi 800 Bayi, Diego si Kura-kura Raksaksa Sukses Selamatkan Populasinya
Pembangunan gedung yang dilakukan pemerintah kolonial Belanda itu bertujuan sebagai sumber informasi untuk mempertahankan daerah jajahan menjelang Perang Dunia I.
Alasan pemilihan Cililin sebagai pusat telekomunikasi lantran daerah tersebut cukup tersembunyi karena berada di balik perbukitan.
Dengan demikian, lokasi tersebut dinilai cukup aman jika terjadi gempuran terhadap pusat-pusat militer Belanda yang tersebar di Batujajar, Cimahi, dan Bandung sejak 1805.
Pada Tahun 1924, Telepoonken dijadikan pemancar radio tanah jajahan dan beganti nama menjadi Nederland Indiesch Radio Onnelanden (Nirom). Sejak itu, perlengkapan komunikasi beralih dari telepon menjadi radio.
Baca Juga: Tokoh NU Jadi Wakil Islam dalam Pertemuan Agama-agama Ibrahim di Vatikan