PIKIRAN RAKYAT - Mengandalkan resep bumbu dari Kerajaan Galuh dan resep dari Aria Wiratanudatar di Cianjur, 5 orang wanita sajikan resep Sunda Buhun untuk saingi makanan khas dari luar negeri.
Menggunakan kecombrang, wanita-wanita ini berani menjual masakan tersebut tetapi di luar ekspektasi masakan-masakannya ini justru digemari. Bahkan ke kaum milenial yang selama ini justru menggemari masakan barat, Korea dan Jepang.
Baca Juga: Urus Perpanjangan SIM, Wartawan Dikeroyok Calo di Daan Mogot
"Kami mempunyai menu yang tidak ada di daerah mana pun, provinsi mana pun, bahkan belahan dunia mana pun.
"Resep ini adalah pepes ikan tuna kecombrang yang dalam satu minggu kami buka restoran, mendapatkan respon positif dari pembeli," kata salah satu owner Warung Ayakan Senny Bunyami, di Warung Ayakan, di Jalan L.L R.E Martadinata, Kota Bandung pada Rabu 29 Januari 2020.
Baca Juga: Kasus Meikarta Jilid II, Eks Presdir Lippo Cikarang Bartholomeus Toto segera Disidang
Senny menyatakan masakan yang disajikan di tempatnya ini diakuinya sangat mengandalkan kecombrang atau honje dalam Bahasa Sunda.
"Kecombrang ini memiliki tekstur yang 'crunchy' dan ada rasa asam manisnya, dan hasilnya banyak orang yang menyukainya," katanya.
Hanya saja lanjut Senny masakan yang dimasak ini bukan masakan standar rumahan pada umumnya. Tetapi masakan tersebut memang benar merupakan warisan dari nenek moyang 5 orang pendiri rumah makan anti mainstream tersebut.