kievskiy.org

Hapus Stigma Keluarga Berencana, Kepala BKKBN Jawa Barat Diminta Libatkan Ulama dan Kiai

KEPALA Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jabar Kusmana, seusai dilantik di Aula Barat Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat, 14 Februari 2020.*
KEPALA Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jabar Kusmana, seusai dilantik di Aula Barat Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat, 14 Februari 2020.* /ADE BAYU INDRA/PR

PIKIRAN RAKYAT – Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum melantik Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat Kusmana di Aula Barat Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat, 14 Februari 2020.

Kusmana yang sebelumnya bertugas sebagai Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Barat itu diminta Uu, untuk melibatkan para ulama dan kiai di Jabar dalam mengkampanyekan program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). 

 Baca Juga: 7 Fakta Menarik Mengenai Hari Valentine, Salah Satunya Mawar adalah Bunga Cinta

Kusmana menggantikan Sukaryo Teguh Santoso yang ditugaskan sebagai Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur. 

"Kalau bisa libatkan kiai, para ajengan, karena saat ini masih ada stigma soal keluarga berencana," kata Uu usai pelantikan. 

Menurut Uu,  kiai bisa menerangkan pentingnya merencanakan sebuah keluarga. Saat ini di tengah masyarakat pada umumnya memang berpandangan memiliki anak itu dengen rezekinya. Ketika ada program KKBPK seakan menolak rezeki. 

 Baca Juga: 8 Adab Muslim dari Sunnah Nabi Muhammad SAW saat Hari Jumat Tiba

"Anak sedikit bukan berarti takut sama rezeki, tapi dengan kita ber KB ada ayat lain (dalam Al Qur'an), takut menurunkan keturunan yang lemah ekonomi, lemah akidah maka dengan keluarga berencana untuk kebaikan dan keturunan yang hebat bukan karena takut menolak rezeki dan itu harus disampaikan sama ulama," tutur dia. 

Selain itu, Uu meminta BKKBN selalu bermitra dengan pemerintah karena tugas BKKBN sama dengan tugas pemerintah. Oleh karena itu harus bersatu dalam hal anggaran maupun program agar menjadi kuat. 

"Kalau bisa ada kegiatan di titik yang sama bisa berkolaborasi. Pemerintah dan BKKBN. Pemerintah dengan PKK nanti akan terasa oleh masyarakat. Harus ada sinergitas," ucap dia. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat