PIKIRAN RAKYAT - Pesan-pesan bernuansa agama pada umumnya diketahui hanya disampaikan kiai atau ajengan melalui metode ceramah atau pengajian.
Sifat pesan bernuansa agama itu pun biasanya dilakukan di dalam rumah peribadatan, atau bahkan organisasi religi yang dilakukan secara searah maupun dialog.
Namun, berbeda dengan metode lain yang pernah dilakukan Wali Songo, yang menjadikan seni sebagai mediator populer di masanya, yaitu melalui wayang untuk menyampaikan ajaran agama.
Baca Juga: Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Pantau Keluarga Pasien Suspect Corona Selama Dua Pekan
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman resmi Nahdlatul Ulama (NU), pakar teater dari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Yoyo C. Durachman berpendapat, para santri yang merupakan calon kiai atau ajengan juga bisa menyampaikan pesan keagamaan melalui teater.
Yoyo mengakui sebagian pesantren di Sunda ada yang membuka ruang lebar untuk para santri berkesenian, misalnya Pesantren Cipasung di Tasikmalaya.
“Pesantren Cipasung ada akrab dengan kesenian. Jadi sebetulnya kalau menurut saya antusiasme itu ada untuk menonton teater, tapi masalah biasanya pelatihnya atau gurunya, rata-rata guru kesenian jarang yang tetap,” jelasnya.
Hal itu disampaikan Yoyo di sela menonton teater garapan siswa dan siswi SMA Manggala Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung yang berada satu kompleks dengan Pondok Pesantren Al-Istiqomah, pada Sabtu, 22 Februari 2020.
Baca Juga: 50 Persen Koperasi di Jabar Tinggal Papan Nama, Bank Emok Makin Agresif Menjalankan Aksinya
Yoyo berpendapat pihak pesantren perlu memberikan pengenalan dan pelatihan intensif tentang teater kepada para santri.