PIKIRAN RAKYAT- Rumah Zakat kembali mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk laporan keuangan 2019. Ini kali ke 14 Rumah Zakat mendapatkan opini tersebut, yang merupakan opini tertinggi dalam bidang audit keuangan.
Chief Executive Officer (CEO) Rumah Zakat, Nur Efendi, mengatakan, sesuai dengan Undang-undang (UU) No. 23/2011 tentang pengelolaan zakat, bahwa semua lembaga amil zakat harus bersedia diaudit syariat dan keuangan.
Menurut dia, salah satu tantangan bagi pengelola zakat adalah memperoleh kepercayaan dari masyarakat. Dan, dengan melakukan audit dapat meningkatkan kepercayaan terhadap Rumah Zakat.
Baca Juga: Aturan Baru Polri Terkait Covid-19, Mencakup Penghinaan Presiden dan Pejabat
Nur Efendi mengungkapkan, hampir 22 tahun Rumah Zakat menjembatani 300.000 donatur untuk berbagi dan membahagiakan lebih dari 34 juta penerima layanan manfaat, yang membutuhkan lewat program pemberdayaan terintegrasi bernama Desa Berdaya.
Pada 2019, bersama para donatur, Rumah Zakat telah membangun 1.620 Desa Berdaya dari Aceh sampai Papua. Desa Berdaya sendiri merupakan program pemberdayaan masyarakat terintegrasi yang disesuaikan dengan potensi desa.
Rumah Zakat menempatkan satu relawan inspirasi di desa berdaya yang bertugas mendampingi dan menjadi fasilitator pemberdayaan bagi warga desa. Untuk memajukan perekonomian warga, Desa Berdaya membangun Badan Usaha Milik Masyarakat (BUMMAS) yang memiliki beragam unit usaha.
Baca Juga: Gelar Balapan Tahun ini, Sirkuit KymiRing Finlandia Belum Mendapat Persetujuan FIM
"Alhamdulillah atas kontribusi semua pihak, di tahun 2019 sebanyak 41% dari mustahik yang kita bina meningkat kesejahteraannya, dan 21,4% keluar dari garis kemiskinan" ujar Nur Efendi.
Program Desa Berdaya yang memiliki ruang lingkup ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan tersebut diharapkan dapat berpartisipasi pada pencapaian SDGs. Tercatat bahwa program yang diusung Rumah Zakat bersama para donatur dan mitra memiliki kontribusi pada 28 target dan 56 indikator SDGs.