kievskiy.org

Jejak Jalur Kereta Api Tatar Pasundan dan Mencuatnya Kembali Menara Air Stasiun Padalarang

Pemandangan menara air  Stasiun Padalarang di Kampung Kebon Kalapa, Desa Kertajaya, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Minggu, 20 Februari 2022. Bangunan lawas itu sarat sejarah terkait pembangunan jalur kereta api di Tatar Pasundan.
Pemandangan menara air Stasiun Padalarang di Kampung Kebon Kalapa, Desa Kertajaya, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Minggu, 20 Februari 2022. Bangunan lawas itu sarat sejarah terkait pembangunan jalur kereta api di Tatar Pasundan. /Pikiran Rakyat/Bambang Arifianto

PIKIRAN RAKYAT - Menyembul di tengah reruntuhan puing bangunan serta dikelilingi pagar seng proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, menara air itu seperti menolak punah meskipun telah berumur ratusan tahun. Ya, menara air yang berada di kawasan Stasiun Padalarang tersebut menjadi saksi kala urat-urat rel besi mulai menjalar di Tatar Pasundan dengan deru sepur melintasinya.

Menara air yang dikenal sebagai water toren Stasiun Padalarang tersebut mencuat kembali ke permukaan setelah sekian lama pemandangannya tertimbun berbagai bangunan warga.

Berbentuk kubus, bangunan penampungan air itu masih tampak elok kendati sebagian  temboknya telah terkelupas  dan memperlihatkan susunan bata merah. Warna putih nan kusam pada tembok serta pintu dan jendela yang lawas dan sebagian telah rusah juga tak bisa menghilangkan kekokohan menara air tua itu.

Pembangunan stasiun hub proyek kereta cepat Jakarta-Bandung di area Stasiun Padalarang sudah meratakan sejumlah bangunan warga yang berada di sekitar menara air. Kini, giliran pagar seng proyek kereta cepat tersebut mengepung menara air yang berada di Kampung Kebon Kalapa, Desa Kertajaya, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.

Baca Juga: Pesantren di Karawang Jawa Barat Kebakaran, 8 Santri Meninggal Dunia

Syarifudin (67), warga Kebon Kalapa mengungkapkan, pasokan air dari water toren itu dipakai untuk kebutuhan kereta uap tempo dulu. Selain untuk kebutuhan lokomotif uap, watertoren juga menyuplai kebutuhan air di Stasiun Padalarang. "Zaman Belanda eta mah (Saat itu masih di zaman kolonial Belanda)," ucap Syarifudin kepada Pikiran Rakyat di dekat lokasi menara air itu, Minggu, 20 Februari 2022. 

Hingga 1985, tuturnya, pasokan air dari watertoren masih banyak. Namun, seiring kereta uap sudah tak lagi beroperasi, menara air pun tak lagi digunakan.

Ia mengatakan, lokasi menara air tersebut memang berada di area proyek kereta cepat. Bangunan-bangunan warga yang terdampak proyek itu sudah kena gusur lantaran status lahan milik PT Kereta Api Indonesia.

Baca Juga: Terbongkar Pemasok Sajam untuk Tawuran yang Sedang 'Musim' di Jakarta, Polisi sampai Harus Menyamar

Terkait nasib menara air tersebut apakah tetap dipertahankan atau dirobohkan, Syarifudin tak mengetahuinya. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat